Hidayat Nur Wahid: Generasi Muda Wajib Berpolitik
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid Hidayat juga mengajak kaum terdidik atau para pemuda, untuk berkiprah dalam politik. Menurutnya, politik tidak kotor.
"Politik itu tidak kotor. Yang mengotori politik adalah sosok yang memiliki niatan buruk terjun ke dunia politik," ujar Hidayat dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (20/5/2017).
Hidayat mengatakan itu dalam seminar nasional bertema 'Boleh gak sih berpolitik', yang diselenggarakan BEM Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (Uhamka) Jakarta, di aula Uhamka, Jaksel, Sabtu (20/5).
Menurut Hidayat, politik merupakan pintu masuk untuk berkiprah di pemerintahan dan menjadi pejabat publik serta mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang menyejahterakan rakyat dengan prinsip keadilan.
Dengan berpolitik diharapkan para pemuda bisa memberikan sumbangsihnya untuk bangsa. Praktik politik itu pun bisa dilakukan di berbagai tempat, seperti jalur kampus.
"Intinya generasi muda berpolitik itu wajib. Atau bisa juga berpolitik di jalanan mengungkapkan ekspresi terkait dengan kebebasan berekspresi dan berpendapat atau berpolitik di jalur formal di parlemen baik daerah dan pusat," ujarnya.
Apalagi Hidayat menilai para pemuda seharusnya bangkit dan mengkoreksi kesalahpahaman soal politik. Dia mengatakan, pemikiran mengenai politik kotor akan selamanya membuat pemuda tidak akan berpolitik dan politik kotor itu akan terus memproduksi produk-produk kotor.
"Maka siap-siaplah bangsa ini akan terus terjadi korupsi, penyelewengan amanah jabatan, kerusakan lingkungan, dekadensi moral dan lainnya. Apakah kita terima itu, ya pasti tidak," imbuhnya.
Dia mendorong pemuda membalikkan keadaan dengan menjadikan politik itu bersih. Hal ini akan membuat produk politik yang dihasilkan bersih pula. Salah satu caranya melalui agama.
"Agama akan membersihkan kekotoran politik. Jika itu terjadi maka politik akan bersih dan akan melahirkan produk politik yang bersih. Ingat bangsa ini merdeka karena kebersihan dan ketulusan para pejuangnya," kata politisi PKS ini.
Serukan Kebersamaan
Hidayat mengingatkan pentingnya persatuan seluruh elemen bangsa dalam peringatan hari Kebangkitan Nasional. Menurutnya kebangkitan nasional lahir dari kebersamaan.
"Kebangkitan nasional Indonesia adalah kebersamaan. Kebersamaan yang menghasilkan kesepakatan Proklamasi, Pancasila, dan UUD 1945. Kebersamaan ini perlu diapresiasi," ujarnya dalam seminar bertemakan 'Pendidikan Pilar Kekuatan Bangsa' di Kampus Bina Sarana Informatika (BSI) Kalimalang, Jakarta Timur, Sabtu (20/5/2017).
Hidayat mengatakan, kebangkitan nasional tak lepas dari peran kaum terdidik. "Kita perlu menghadirkan kembali kaum terdidik, terpelajar, dan masyarakat kampus untuk kebangkitan kembali Indonesia," kata Hidayat.
Namun Hidayat mengakui menghadirkan kaum terdidik dan terpelajar bukan perkara mudah. Menurutnya negara perlu dilibatkan.
"Contohnya dalam kepentingan pendidikan, pasal 31 ayat 4 yang menyebutkan negara memprioritaskan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk pendidikan nasional," imbuhnya.
Kemudian Indonesia juga memerlukan pendidikan yang memperkuat sila pertama Pancasila. Dengan begitu, manusia Indonesia bisa unggul sekaligus memiliki moralitas yang tinggi sehingga memberi harapan yang lebih baik.
loading...
loading...