Isteri Erdogan Kunjungi Pengungsi Rohingya dari Kamp ke Kamp



Istri Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Emine Erdogan, yang sama cerdasnya dengan sang suami, menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi Muslim Rohingya saat berkunjung ke kamp di dekat perbatasan Myanmar, Kamis (7/9). Melihat kondisi pengungsi, ia berharap dunia internasional dapat segera menyelesaikan krisis kemanusiaan Rohingya.

Dalam kunjungannya ke kamp pengungsi di Katupalong, Emine Erdogan didampingi oleh Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dan putra Erdogan, Bilal. Emine mengaku terenyuh melihat kondisi pengungsi Rohingya di kamp tersebut. “Tidak mungkin tidak tersentuh oleh hal ini sebagai manusia,” ungkapnya seperti dilaporkan laman Anadolu Agency.

Menurut Emine, saat ini dunia internasional perlu untuk segera menemukan solusi guna menyelesaikan krisis Rohingya. “Saya berharap dunia memikirkan hal ini dan membantu mereka (pengungsi Rohingya) dengan dua bantuan, yakni bantuan kemanusiaan dan politik,” ujar dia.

Cavusoglu sebelumnya telah menegaskan bahwa Turki akan berupaya sekuat tenaga untuk menyelesaikan krisis Rohingya. “Kami berusaha menghentikan (krisis) ini. Kami akan mengadakan pertemuan di Astana dengan dunia Islam dan akan mengadakan pertemuan lagi di New York, semoga menemukan solusi permanen untuk masalah ini di Rakhine,” katanya.

Komitmen serupa juga telah dinyatakan Erdogan. Ia berjanji akan menyuarakan tentang penderitaan Muslim Rohingya di Majelis Umum PBB pada 19 September 2017 mendatang.

Pada Selasa (5/9), Myanmar mengizinkan dan memberikan akses kepada Badan Koordinasi dan Bantuan Turki untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada Rohingya. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Turki dengan memberikan 1.000 ton bantuan kemanusiaan.

Menurut badan pengungsi PBB UNHCR, setidaknya 164 ribu Rohingya telah melintasi perbatasan Myanmar menuju Bangladesh sejak pecahnya kekerasan pada 25 Agustus lalu. UNHCR mengaku, selain bantuan kemanusiaan, dibutuhkan pula lahan yang memadai untuk menampung seluruh pengungsi Rohingya. Sebab kamp-kamp di zona perbatasan sudah sesak dan tak memadai lagi. 

[emc]
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...