Tak Cukup Mengutuk dan Mengirim Logistik, Harus Ada Tekanan Politik ke Myanmar



Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mendesak pemerintah Indonesia untuk melakukan political pressure (tekanan politik) kepada Myanmar terkait pembantaian etnis Rohingya oleh militer dan penganut Buddha di negara itu.

“Apa yang terjadi di Myanmar hari ini, tidak bersesuaian dengan Pancasila, dengan prinsip dasar kita berbangsa dan bernegara yang menghadirkan perdamaian dunia,” ungkapnya saat ditemui Kiblat.net di Jakarta, Rabu (30/08).

Dahnil pun menyebut tindakan pemerintah Indonesia dan negara lainnya selama ini hanya sebatas basa basi politik dan baru sebatas mengirim bantuan logistik saja.

“Ini catatan penting yang saya kira hari ini harus dilakukan, tidak cukup mengutuk, mengirim logistik, tapi harus melakukan political pressure yang melibatkan seluruh negara dunia. PBB dan ASEAN harus bersikap dengan terang dan jelas,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Dahnil pun mendesak pemerintah, Kementerian Luar Negeri khususnya untuk mendesak agar ASEAN bertindak tegas. Kalaupun tidak bisa menghentikan pembantaian, kata Dahnil, minimal ASEAN berani mengeluarkan Myanmar sebagai anggota.

“Negara ASEAN juga harus terang bersikap. Kalau perlu, menlu kita harus minta ASEAN jika tidak bisa menghentikan ini, Myanmar harus keluar dari ASEAN. Saya kira ini tindakan yang paling terang tegas terkait political pressure,” tegasnya.

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...