Nobar Film G30S/PKI, Pelajar: PKI Kejam dan Mengerikan
Sorot kedua mata anak laki-laki usia sebelas tahun itu tampak tajam mengarah ke layar lebar di depannya, yang berjarak beberapa meter.
Ia tampak serius menyaksikan adegan demi adegan yang tersaji di film G30S/PKI.
Sesekali dahinya mengerit. Ia tampak tak kuasa melihat adegan penyiksaan yang dilakukan oleh orang-orang PKI sebagaimana disajikan dalam film itu.
“PKI itu kejam dan mengerikan,” komentar Izad Izuddin, nama anak itu, ketika dimintai keterangannya seusai menonton film.
Terutama, sambungnya lagi, pada sekmen penembakan Jenderal Ahmad Yani, saat diberondong peluru dari jarak begitu dekat.
“Mayatnya diseret kayak binatang. Sangat tidak manusiawi,” ucap siswa yang tengah duduk di bangku kelas VI SD Luqman Al-Hakim di Ngawi, Jawa Timur, ini.
Senada dengan Izad, Ayin, kelas 7 SMP Tahfidz Luqman Al-Hakim Ngawi, tak kuasa membayangkan, kiranya peristiwa pilu itu menimpa diri dan keluarganya.
“Membayangkan jika saya yang jadi korban penyiksaan PKI, ada rasa takut, dan juga rasa ‘pegel’ (marah) terhadap PKI,” ungkapnya.
Begitu pula dirasakan Mufidz, siswa kelas 8 SMP Tahfidz Luqman Al-Hakim, mengungkapkan kegeramannya pada aksi kejahatan PKI yang ditontonnya.
“PKI sangat kejam dan tdak berperikemanusiaan, saya juga jengkel kepada PKI, masak orang tidak bersalah, sedang shalat, tiba-tiba diserbu dan dibunuh, al-Qur’an dibacoki, disobek-sobek, dirusak,” terangnya.
“Semoga PKI tidak ada lagi agar keutuhan dan kedamaian NKRI ini terjaga,” harapnya kemudian.
Pesan TNI
Sementara itu, dari pihak TNI, Wakil Danramil Kota Ngawi, Letda Joko Santoso, dalam sambutannya pada acara nobar itu, menyampaikan agar segenap lapisan masyarakat Indonesia untuk mewaspadai bahaya laten PKI.
“Kenapa dikatakan bahaya Laten? Karena sewaktu-waktu bahaya ini (PKI. Red) bisa muncul kembali. PKI mencoba untuk menggulingkan, mengganti ideologi Indonesia yaitu Pancasila menjadi negara komunis. Ini jelas-jelas tindakan tidak benar,” tegasnya.
Nonton bareng film G30S/PKI dilaksanakan di halaman Ponpes Hidayatullah Ngawi, Sabtu (23/09/2017) lalu pukul 20.00 WIB. Joko hadir bersama sejumlah jajarannya serta dari pihak kepolisian.
Ratusan peserta memadati lapangan, yang terdiri dari para santri, guru karyawan, pengurus dan syabab (pemuda) ponpes itu, bersama tokoh, pengurus desa, dan warga sekitar ponpes.
sumber: hidayatullah
loading...
loading...