Akmal Sjafril: Kejahatan Kemanusiaan di Rohingya Sulit Dicari Bandingannya
Peneliti dari Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Akmal Sjafril mengatakan, apa yang terjadi pada etnis Rohingya adalah sebuah kejahatan kemanusiaan yang sulit dicari bandingannya. Kata Akmal, Rohingya telah dianiaya oleh junta militer Myanmar sejak tahun 1960-an, mereka dianiaya karena sebuah identitas yang tak bisa mereka hapus, yaitu etnis.
“Yang paling mirip dengan nasib mereka adalah Palestina. Jika Palestina menderita sejak 1948, maka Rohingya sudah dianiaya junta militer berkuasa di tahun 60-an, terlebih lagi setelah tahun 70-an,” kata Akmal melalui keterangan tertulisnya kepada Swamedium.com, Senin (11/9).
Menurut Akmal, persekusi terhadap orang-orang Rohingya sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, dan sejak saat itu mereka terus mengalami penganiayaan yang menjurus kepada genosida.
“Mereka dianiaya karena sebuah identitas yang tak bisa mereka hapus, yaitu etnis. Jelas ini adalah sebuah genosida,” ujar Koordinator Pusat Indonesia Tanpa JIL itu. (Baca Juga: Akmal Sjafril: Yang Dialami Rohingya adalah Genocida)
Selain itu, kata Akmal, etnis Rohingya juga dilarang untuk menempuh pendidikan termasuk menjadi seorang dokter, sedangkan dokter-dokter lain pun dilarang merawat mereka. Padahal, profesi dokter di sana, sangat dibutuhkan untuk merawat para warga etnis Rohingya yang kerap ditimpa penyakit akibat kehidupannya yang tak layak. Bagi Akmal, hal ini merupakan pembunuhan bagi Rohingya.
“Pembunuhan semacam ini, dengan cara cepat atau lambat, genosida juga namanya,” tukasnya.
sumber: swamedium
loading...
loading...