ISAC: Metal Detector saat Aksi Solidaritas Rohingya seperti di Al-Aqsa
Sekertaris Islamic Study and Action Centre (ISAC), Endro Sudarsono mengatakan bahwa pengamanan dalam aksi solidaritas untuk Rohingya di Magelang lebih ketat dari aksi bela Islam yang sebelumnya digelar. Namun, ia juga kagum dengan semangat umat Islam yang melakukan segala cara demi ikut aksi solidaritas tersebut.
“Bisa dikatakan peserta kali ini lebih heroik. Ada peserta harus terpaksa jalan kaki, terjang sungai, lewati jembatan setapak, jalan tikus, merasakan pemeriksaan metal detektor, hingga harus tiba di lokasi sehari sebelumnya,” katanya kepada Kiblat.net melalui keterangan tertulis pada Senin (11/09).
“Ada juga yang kecewa harus pulang ke rumahnya atau pun mengalihkan acara ke wilayahnya masing-masing,” sambungnya.
Karena ketatnya pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian, Endro mengibaratkan pengamanan ini mirip peristiwa di Palestina. Ketika itu, kata dia, tentara Israel memblokade Masjid Al-Aqsa.
“Bahkan ada kesan dari peserta bahwa aksi kali ini mirip peristiwa di Palestina ketika umat Islam harus berhadapan dengan tentara Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa,” ujarnya.
Ia mempertanyakan apa yang salah ketika ada taushiah solidaritas Rohingya dan istighosah di lakukan di Masjid An-Nur. Panitia sudah diizinkan untuk menggunakan fasilitas Masjid tersebut dari Pemda dan juga sudah melayangkan surat pemberitahuan ke Kapolri.
“Sedangkan dalam undang-undang, kegiatan di Masjid atau pun tempat ibadah lainnya tidak perlu izin atau pemberitahuan ke Polri?,” ucapnya.
Terakhir, ia menegaskan bahwa semangat umat Islam untuk mengikuti aksi solidaritas karena semangat akidah dan ukhuwah Islamiyah.
sumber: kiblat
loading...
loading...