Akbar: Tingkat Elektabilitas Jokowi Tergantung Kepemimpinannya, Bukan Kasus Setnov
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar, Akbar Tanjung angkat bicara mengenai hubungan dugaan korupsi e-KTP yang melibatkan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto pada tingkat elektabilitas Presiden Joko Widodo menjelang Pemilu 2019 mendatang.
Akbar mengaku jika kasus ini memang sedikit berpengaruh terhadap tingkat elektabilitas Jokowi lantaran Partai Golkar sendiri memang sudah menegaskan dukungannya terhadap pencalonan Jokowi sebagai kandidat Presiden dalam Pilpres dua tahun mendatang.
“Sebagai presiden, bisa juga (berdampak) akibat partai pendukungnya ada masalah,” ujar Akbar dalam acara Diklat Komunikator Politik Nasional Partai Golkar di Jakarta, Kamis (7/9).
Namun demikian, ia menolak jika kasus e-KTP yang melibatkan Setya Novanto sebagai faktor utama yang menurunkan elektabilitas Jokowi. Bagi Akbar, satu-satunya yang harus diperhatikan Jokowi untuk mendongkrak tingkat elektabilitasnya adalah kepemimpinan dan kinerjanya sendiri.
“Tapi yang lebih utama adalah mengenai kepemimpinan beliau, keberhasilan beliau jadi pemimpin dan jadi presiden, itulah yang akan merubah elektabilitas dia sebagai presiden,” jelas Ketua DPR RI periode 1999-2004 ini.
Sebagaimana diketahui, Partai Golkar secara telah mengusung Jokowi sebagai Calon Presiden dalam Pilpres 2019, pada tahun lalu. Namun, dukungan tersebut tampaknya tak berarti apa-apa lantaran Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, harus terganjal oleh dugaan kasus korupsi e-KTP.
Belakangan, Presiden Jokowi menyiratkan bahwa dirinya akan kembali melaju dalam Pilpres dua tahun mendatang. Hal ini tampak dalam pernyataan Jokowi dalam acara yang digelar tim relawannya, Pro Jokowi (Projo).
“Tahun depan itu sudah masuk tahun politik. Dan kalau sudah masuk tahun politik, pasti rame-ramenya lebih kenceng. Sahut menyahutnya pasti lebih kenceng. Bener, enggak?,” kata Jokowi dalam pidatonya dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Projo, Jakarta Utara, Senin (4/9) lalu.
loading...
loading...