Ada Usul, Film G30S/PKI Diputar Lagi
Wardumay sedang membicarakan perlu tidaknya film mengenai penculikan enam jenderal dan seorang perwira muda TNI Angkatan Darat pada dinihari 1 Oktber 1965 diputar kembali dan ditayangkan secara nasional.
Film berjudul Penghianatan G30S/PKI yang diproduksi Pusat Produksi Film Nasional (PPFN) tahun 1984 itu sangat populer di era Orde Baru. Film itu diputar di stasiun televisi nasional setiap tahun menjelang tanggal 30 September, hingga pemerintahan Soeharto bubar di tahun 1998.
Adalah pemilik akun Twitter @hafidz_ary yang memulai wacana ini, dalam twitnya kemarin (Sabtu, 9/9).
“Film G30SPKI perlu diputer lagi nih, biar rakyat Indonesia waspada kebangkitan PKI,” tulisnya.
Sampai berita ini diturunkan, pernyataan itu sudah diretwit lebih dari 750 kali, disukai 596 kali dan diberi komentar hampir 50 kali.
Pemilik akun @terataisore yang mengomentari wit itu mengatakan, “Lucunya bnyak yang tidak setuju bahkan nyinyir dengan film G30S. Mereka itu kebanyakan koar-koar klaim Saya Pancasila, tapi nyatanya…”
Pemilik akun @Abi_Londo mengatakan, film itu hanya bisa dinikmati lewat sosmed karena media mainstream tidak akan mau memutarnya.
Pemilik akun @RudiRukmana dalam komentarnya mengajak pengelola akun institusi militer dan polisi seperti @TNIAU @tni_ad @_TNIAL_ @TMCPoldaMetro @DivHumasPolri @CCICPolri menyebarkan pesan itu menjelang tanggal 30 September.
“Mari viralkan kekejaman komunisme PKI,” katanya.
Ada juga wardumay yang tidak tertarik dengan isu ini.
“Film yang diproduseri Soeharto. Lol,” tulis @RAggwidyani.
“Yang perlu itu menyibak tabir sejarah sebenarnya,” tulis @EduardEleven pula.
Dari penelusuran redaksi, sebelum @hafidz_ary, pemilik akun @mkhumain sudah lebih dahulu menyampaikan permintaan itu.
Dalam twit tanggal 7 September 2017, dia menulis, "Setujukah Anda jika film Pengkhianatan G30S PKI diputar lagi, agar generasi muda mengetahui sejarah bangsa? Jika setuju RT, tidak setuju like," tulisnya.
Twit itu sudah diretwit lebih dari 6.000 kali, disukai 2.000 pengguna Twitter dan dikomentari lebih dari 400 kali.
sumber: rmol
loading...
loading...