Abaikan Kesejahteraan Buruh dan Tani, Jokowi Dinilai Lupakan Pendukungnya



Ekonom Faisal Basri melihat selama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) nilai tukar petani mengalami penurunan. Selama kurun waktu November 2014 hingga Juli 2017, upah riil buruh tani turun 2,75 persen.

Menurut Faisal, hal tersebut berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS), selama kurun waktu November 2014 hingga Juli 2017.

"Selama kurun waktu itu, dari data BPS, upah riil buruh tani turun 2,75 persen," kata Faisal dalam diskusi "Membangun Indonesia yang Berkeadilan Sosial dan Inklusif" di gedung Dewan Pers, Rabu (27/9/2017) kemarin.

Tak hanya petani, penurunan upah juga dialami oleh buruh bangunan. Selama kurun waktu November 2014 sampai Agustus 2017, upah riil buruh bangunan turun 2,12 persen.

Padahal, menurut Faisal yang juga pegiat antikorupsi ini, sebagian besar buruh tani dan buruh bangunan merupakan konstituen atau pemilih Jokowi di Pilpres 2014. Jika selama pemerintahan Jokowi kesejahteraan petani dan buruh menurun maka, Jokowi dinilai melupakan pendukungnya di Pilpres 2014.

Untuk itu, lanjut dia, pemerintahan Jokowi harus segera membuat kebijakan ekonomi yang berpihak pada masyarakat kelas bawah. Salah satunya adalah perhatian di sektor pertanian.

"Pemerintah harus meningkatkan produktivitas pertanian atau modernisasi pertanian. Saat ini sektor jasa informal di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan sektor pertanian," ujarnya.

Jadi kalau dalam Pilpres mendatang Jokowi ingin terpilih kembali maka Jokowi harus memikirkan rakyat miskin, buruh miskin yaitu buruh tani dan buruh bangunan. Pasalnya mereka mayoritas dari segi konstituen.

sumber: netralnews

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...