HET Beras 'Diatur-atur', Faisal Basri: Mulai Mengancam, Sebentar Lagi Dituduh Subversi
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta seluruh pihak, terutama pedagang, dapat mendukung aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras yang secara resmi akan mulai berlaku sejak 1 September 2017.
Ekonom Faisal Basri menyoal “pengaturan” HET beras ala Kementerian Perdagangan tersebut. “Kalau sudah murah kenapa diatur-atur,” tulis Faisal Basri di akun Twitter @FaisalBasri mengomentari tulisan bertajuk “Kementan: Harga Beras di Indonesia Relatif Murah Dibandingkan Negara Lain”.
Faisal Basri juga mengomentari penegasan Eggartiasto yang meminta semua pihak ikhlas dengan pengaturan HET beras itu. “Mulai mengancam. Sebentar lagi dituduh subversi,” kata @FaisalBasri.
@FaisalBasri pun mengingatkan, ”Menurut Undang-undang Pangan, tugas Pemerintah adalah melakukan operasi pasar.”
"Kalau berpihak kepada rakyat, dukunglah, karena tidak mudah menentukan ini. Tentu setiap keputusan enggak bisa memuaskan seluruh pihak. Tapi beras sebagai komoditi utama pangan enggak mungkin kita biarkan gerak tak terkendali. Karena yang harus kita jaga adalah kepentingan dari masyarakat," kata Enggar seperti dikutip detikfinance (24/08).
Menurut Enggar harga bahan pokok terutama beras telah memberikan kontribusi terhadap inflasi sekitar 26,6%. Sehingga HET beras perlu diatur untuk mengendalikan inflasi.
HET Beras berada di kisaran Rp 9.450 untuk beras medium dan Rp 12.800 untuk beras premium di Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB dan Sulawesi. Sementara untuk wilayah di luar itu akan ada perbedaan harga Rp 500-800 sebagai margin biaya transportasi.
"Saya harus berterima kasih karena mereka ikhlas Alhamdulillah. Tidak ikhlas, terpaksa dia ikhlas. Dengan harga yang kita lakukan ini tidak mudah. Dari mulai penggilingan sampai kepada bandar di Cipinang. Ini pengorbanan dari kelompok pengusaha besar," tegas Enggar.
loading...
loading...