Gak Main-Main! Kepala BNN pun Siap Ditembak Jika Terlibat Narkoba



Aparat Badan Narkotika Nasional (BNN) membuktikan integritas mereka dengan menolak sogokan dari bandar narkoba asal Malaysia berinisial CKH alias Ahoe yang ditangkap di Bengkayang, Kalimantan Barat pada 6 Agustus silam. Padahal, uang suapnya mencapai Rp 10 miliar.

Kepala BNN Komjen Budi Waseso pun menjamin integritas anak buahnya dalam menyikat penjahat narkoba. “Uang sebanyak itu tidak akan diterima petugas hingga nanti memasuki masa pensiun,” katanya dalam jumpa pers di markas BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (23/8/2017).

Buwas -panggilan akrab Budi Waseso- yang dalam kesempatan itu didampingi Deputi Pemberantasan BNN Inspektur Jenderal Arman Depari mengatakan, anak buahnya memiliki pandangan dan niat baik untuk menyelamatkan jutaan anak bangsa dari narkoba. Karena itu, iming-iming duit Rp 10 miliar tidak akan digubris.

“Jadi godaan uang ini merupakan tantangan terberat bagi petugas BNN di lapangan. Begitu sulitnya menangani di lapangan manakala anggota kami diperdaya dengan uang,” ujar Buwas.

Karena itu Buwas memastikan petugas-petugas yang berhasil bekerja keras mengungkap kasus narkotika di lapangan maupun yang menolak sogokan akan memperoleh penghargaan. Bisa saja, penghargaan itu berupa kenaikan pangkat.

Buwas mengaku akan mengajukan usul kepada Presiden Joko Widodo agar pada peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober nanti anggota BNN yang berhasil melaksanakan tugas dengan maksimal mendapatkan penghargaan dari negara. “Karena mereka menjalankan tugas negara dan menyelamatkan negara,” katanya.

Selain itu Buwas mengatakan, kebanyakan anggota BNN adalah Polri. Mantan Kabareskrim Polri itu pun mengusulkan kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar polisi yang berhasil mengungkap kasus narkoba juga diberi penghargaan.

“Saya sudah ajukan ke Kapolri agar petugas Polri yang berhasil dinaikkan pangkatnya,” ujar Buwas.

Sebaliknya, kata Buwas menegaskan, jika ada anggota BNN termasuk dirinya sendiri sampai terlibat narkoba maka harus ditindak tegas. “Kalau terbukti menerima dipecat,” tegas Buwas lagi.

Dia menegaskan, negara memberikan senjata bukan hanya untuk menembak penjahat narkotika. Sebab, kata dia, bila ada petugas internal yang terlibat maka bisa saja senjata itu digunakan untuk menembaknya.

Buwas sudah mengingatkan anggotanya agar tidak ragu-ragu menembak oknum di internal BNN yang benar-benar terbukti terlibat narkotika. “Termasuk juga kepada diri saya, kepala BNN, jika menghianati. Jadi, itu juga berlaku untuk diri saya,” katanya.

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...