"Pilkada Kalah Semua Dikorbankan untuk Kepentingan Gubernur Terdakwa ini, Termasuk Pembubaran Ormas"
Salah satu petinggi Front Pembela Islam (FPI) Novel Bamukmin menilai kekalahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjadi pemicu organisasi massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dibubarkan oleh Kemenkopolhukam.
Menurut Novel, kekalahan Ahok pada arena Pilkada DKI Jakarta 2017 yang membuat partai-partai pro pemerintah ‘jungkir balik’ oleh kampanye yang di dalamnya ada andil ormas menjadi sebab pembubaran HTI.
“Pilkada mereka rontok, kalah. Suara jungkir balik, mengorbankan apapun untuk kepentingan gubernur terdakwa ini, termasuk pembubaran ormas ini,” kata Novel kepada Kriminalitas.com di Jakarta, Senin (8/5/2017).
Novel menilai ada peran pemerintah untuk membela Ahok lantaran dia kalah karena kekritisan dan militansi ormas Islam yang selama ini menurutnya telah menyuarakan kebenaran.
“Apapun dijual. Instansi apapun akan dikorbankan untuk manusia ini (Ahok), yang memang sudah jadi kartu mati dan utang budi yang banyak ke pemerintah. Padahal di belakangnya ada pengkhianat yang menjual negara indonesia ini,” ungkapnya dengan nada geram.
Novel juga yakin, suara umat Islam akan semakin kuat meski ancaman pembredelan semakin menguat pasca kekalahan Ahok. “Karena ormas ini sudah menjadi gerbang terdepan yang menegakkan NKRI, Pancasila yang memang antiasing,” pungkasnya.
Diketahui, HTI dibubarkan oleh Kemenkopolhukam lantaran kegiatan yang dilaksanakan ormas Islam itu diindikasi telah bertentangan dengan tujuan asas dan ciri Pancasila serta UUD 1945 sebagaimana diatur dalam UU Nomor 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Massa.
Menkopolhukam Wiranto menegaskan, HTI sudah membuat sejumlah kehebohan dan meresahkan masyarakat banyak lewat paham radikal. “Keputusan ini diambil bukan berarti pemerintah anti ormas Islam, sama sekali bukan. Ini semata-mata merawat menjaga keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” kata Wiranto.
loading...
loading...