Yenny Wahid: Myanmar Harus Belajar dari Indonesia dalam Menyelesaikan Konflik



Pemerintahan Myanmar diimbau agar mengatasi persoalan status kenegaraan etnis Rohingnya. Hal ini dikarenakan etnis Rohingnya ingin diakui keberadaanya di Myanmar.

"Bagi pemerintah Mynmar kata Rohingya itu adalah kata-kata yang dinilai najis, padahal bagi masyarakat Rohingya ini adalah kata yang dipakai untuk mendefisikan dirinya," demikian disampaikan Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid, usai melakukan pertemuan dengan Kedutaan Besar Myanmar yang ada di Indonesia, Jumat (8/9).

Kemudian, Yenny menyarankan agar pemerintahan Myanmar belajar dari pengalaman Indonesia yang pernah berhasil menyelesaikan persoalan sosial di Papua.

"Saya menyatakan belajarlah dari pengalaman Indonesia. Dulu di Papua, kata Papua saja kalau disebut itu bisa menyebabkan orang di penjara. Tetapi Gusdur ketika menjadi presiden menyadari bahwa masyarakat Papua ingin martabatnya dikembalikan, makanya Irian Jaya diganti menjadi papua," jelasnya.

Menurutnya, pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia kala itu adalah dengan melakukan pendekatan ideologis atau pendekatan kemanusiaan. Dan apabila pemerintah Myanmar tetap menggunakan pendekatan represif maka cara itu tidak akan pernah menghasilkan solusi yang bertahan lama.

"Ini salah satu cara pendekatan kemanusiaan, pendekatan diologis untuk memuliakan kembali orang. Yang merasa hatinya telah diambil. Saya katakan belajar dari pengalaman Indonesia," pungkasnya.

sumber: jitunews


loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...