Temui Perwakilan Demonstran, Wakil Dubes Myanmar Sebut Muslim Rohingya Adalah Teroris!
Jumat, 8 September 2017, selepas salat Jumat, Aliansi Pemuda Islam menggelar aksi peduli Rohingya.
Alansi tersebut terdiri dari Pemuda PUI, Pemuda Mathlaul Anwar, JPRMI, Pemuda Hidayatullah, FSLDK, KAMMl, Pemuda al-Irsyad, Pemuda DDII dan BKPRMI.
Aksi yang diikuti 1500 pemuda ini dimulai dari masjid Sunda Kelapa, lewat Jln Imam Bonjol kemudian ke kedubes Myanmar.
Peserta aksi tidak bisa memasuki area Kedubes, karena area sekitar Kedubes sudah diblokade dengan kawat berduri.
Di Kedubes sudah ada ormas Bang Japar (Jawara dan Pengacara) dengan pembina Fahira Idris. Mereka sudah lama berorasi disana.
Aliansi pemuda ini pun mengawali orasi dengan menuntut agar genosida terhadap muslim Myanmar dihentikan.
Setelah lobi yang cukup alot, 2 orang perwakilan aliansi pemuda ini diizinkan masuk untuk menemui Dubes Myanmar.
Setelah bermusyawarah, akhirnya disepakati yang akan masuk menemui dubes Myanmar adalah Pemuda PUI yang diwakili Ketua Umum PP pemuda PUI dan satu lagi, Ahmad Firdaus dari FSLDK Indonesia.
Suasana cukup mencekam ketika perwakilan aliansi pemuda tersebut memasuki barikade kawat berduri dan polisi berlapis lapis dengan senjata lengkap.
Perwakilan tersebut diperiksa ketat oleh petugas polisi berlapis. Setelah digeledah dan HP disimpan di petugas, mereka bertemu di ruangan sempit dan kurang terawat, serta kumuh. Ini gambaran kualitas negara maupun kedubesnya. Miskin dan sombong..
Kami dipertemukan dengan pihak kedubes yang diwakili Wakil kedubes Myanmar untuk Indonesia. Di ruangan hanya bertujuh. Suasana cukup tegang. Dari pihak kepolisian bertiga. Dari pihak Kemenlu RI satu orang. Wakil Dubes Myanmar satu orang dan dua orang dari aliansi pemuda.
Para pemuda mempertanyakan alasan pemerintah Myanmar melakukan pembantaian secara keji. Rumah dibakar, para pengungsi pun lari tanpa tujuan menghindari pasukan Myanmar. Menyebrang ke Bangladesh pun dalam kondisi lapar.
Tanpa disangka. Wakil Dubes Myanmar mengatakan “apa pendapatmu jika yang kita perangi itu adalah terorisme? “.
Perwakilan pemuda itu pun kaget. Rupanya itu yang ada diisi kepala mereka.
“Teroris itu, apakah termasuk anak-anak yg dibunuh secara keji? Anak-anak yang disembelih dengan sadis? Wanita lemah yang diperkosa? Itukah teroris?,” balas perwakilan Aliansi Pemuda.
Wajah Wakil Dubes bingung mendengar jawaban perwakilan Aliansi Pemuda Islam ini..
Wakil dubes mengatakan lagi dengan keras. "They are teroris”
"Apa definisi teroris menurut Anda?,“ desak perwakilan Aliansi Pemuda Islam.
"Teroris itu adalah yang menyerang militer dan polisi,” jawab Kyaw Soe Thien, Wakil Dubes Myanmar.
“Mereka wajar menyerang. Sebab Anda bunuh anaknya, ibunya dan saudara-saudarinya. Itu efek dari kebrutalan Anda,” balas perwakilan Aliansi Pemuda Islam itu.
Wakil dubes Myanmar pun meminta agar pertemuan ini segera diakhiri.
Menutup pertemuan singkat itu, Raizal Arifin, Ketua PP Pemuda PUI yang turut menjadi perwakilan Aliansi Pemuda Islam menegaskan, “Saya minta rakyat Myanmar untuk bisa mencontoh kami rakyat Indonesia. Di sini semua etnis, semua agama termasuk Buddha bisa hidup dengan aman dan nyaman. Perlu Anda ketahui aksi ini tidak akan berakhir tidak akan berhenti sampai Anda memperlakukan saudara muslim kami Rohingya dengan sebaik-baiknya.”
Aliansi Pemuda Islam menegaskan, aksi mereka tidak akan berhenti sampai kondisi Rohingya aman. Agar kebiadaban tidak terjadi lagi bagi saudara-saudara yang tinggal di sana.
"Tidak perlu menjadi seorang muslim untuk peduli kepada muslim Rohingya. Tapi cukup anda menjadi seorang manusia. Karena dengan menjadi manusia Anda bisa mengerti derita kekejaman yang terjadi pada muslim Rohingya," pungkas Raizal Arifin.
Oleh Raizal Arifin, Ketua PP Pemuda PUI
sumber: portalislam
loading...
loading...