Serukan Pembunuhan Semua Muslim di Inggris, Warga Wales Dibui
Pengirim pesan di internet berisi seruan agar seluruh Muslim yang ada di Inggris dibunuh telah divonis hukuman penjara 12 bulan.
Keegan Jakovlevs asal Wrexham, North Wales, harus mendekam di dalam sel setelah mengaku menulis pesan berisi kekerasan itu di Facebook, tidak lama setelah terjadi ledakan bom di konser Ariana Grande di Manchester Arena pada 22 Mei 2017.
Simpatisan ISIS Salman Abedi berada di lobi Manchester Arena ketika dia meledakkan sebuah bom rakitan, yang menewaskan 22 orang dan melukai ratusan lainnya.
Menyusul peristiwa itu, lewat Facebook Jokovlevs, 22, mengirimkan pesan kepada 2.154 orang temannya berisi ajakan balas dendam.
“Pesan Jakovlevs di Facebook mengutarakan simpati kepada keluarga korban pemboman tersebut. Namun, dia kemudian menggunakan bahasa rasis dan ofensif, menyeru agar setiap Muslim di negeri ini dibunuh,” bunyi pernyataan dari kantor kejaksaan setempat, CPS, seperti dilansir RT hari Kamis (7/9/2017).
Meskipun berdasarkan investigasi tidak ada serangan terhadap Muslim yang dipicu oleh seruan itu, tetapi maksud Jakovlevs jelas sekali, kata Sue Hemming, kepala divisi kejahatan khusus dan kontra terorisme di CPS.
“Setelah serangan di Manchester bermunculan pesan dukungan kepada keluarga korban lewat media sosial dalam jumlah tak terhitung. Namun, Keegan Jakovlevs memilih untuk memicu kebencian agama dengan menyerukan pembunuhan atas Muslim Inggris tanpa kecuali,” papar Hemming.
“Siapapun seharusnya tidak berpikir bahwa mereka bisa bersembunyi di media sosial ketika menyulut kebencian dan kekerasan. Apabila ada bukti, CPS akan menuntut mereka dan sebagai akibatnya mereka bisa dipenjara,” imbuh Hemming.
Kepolisian Inggris berjanji mengusut pelaku perundungan dan penyebar pesan kebencian, kekerasan, serta penyebar berita bohong di internet.
Kepolisian Greater Manchester menerima kenaikan 500 persen laporan kejahatan kebencian di bulan setelah peristiwa bom Manchester, dibanding periode yang sama tahun sebelumnya
sumber: hidayatullah
loading...
loading...