PM Malaysia : Muslim Rohingya Menghadapi Kekerasan Sistematis di Myanmar



Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada hari Sabtu (9/9/2017) mengatakan bahwa Muslim Rohingya menghadapi kekerasan sistematis termasuk penyiksaan, pemerkosaan dan pembunuhan di Myanmar.

Muslim Malaysia telah secara keras menentang Budha Myanmar atas perlakuannya terhadap minoritas Rohingya sejak kekerasan meletus Oktober lalu.

Dalam 15 hari terakhir, hampir 300.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh setelah tindakan keras pasukan Myanamr di negara bagian Rakhine.

"Berdasarkan laporan yang kami terima, (Rohingya) didiskriminasikan dan tidak ada belas kasihan yang diberikan kepada mereka," katanya kepada wartawan di pangkalan Subang Airforce di pinggiran ibukota Kuala Lumpur.

"Sesungguhnya ini dilakukan dengan cara yang terencana sehingga mereka disiksa, didiskriminasikan, dibunuh dan diperkosa," tambahnya.

Sebelumnya Najib menyaksikan penggelaran dua pesawat kargo angkatan udara dengan pasokan makanan dan obat-obatan ke kota pelabuhan Chittagong di Bangladesh.

"Kami mengirim dua pesawat dengan biskuit, beras dan sabun. Malaysia akan melakukan apapun untuk membantu karena ini adalah bencana besar, "katanya.

Najib juga mengatakan tim pengintai akan tiba di Dhaka pada hari Senin yang terdiri dari diplomat dan perwira militer untuk mengidentifikasi bantuan lebih lanjut yang dibutuhkan oleh Rohingya.

Kepala angkatan bersenjata Malaysia mengatakan pada hari Sabtu bahwa Kuala Lumpur akan menyediakan sebuah rumah sakit lapangan seluas 200 tempat tidur di Bangladesh jika pemerintah mengizinkannya.

Menggambarkan kelambanan Myanmar untuk menghentikan kekerasan terhadap warga sipil yang tidak berdosa sebagai "agak mengecewakan," Najib mengatakan bahwa dia akan mengangkat tragedi kemanusiaan Rohingya dengan Presiden Donald Trump pada 12 September saat kunjungan resmi ke Gedung Putih.

"Kita harus membantu karena tragedi Rohingya telah mencapai proporsi yang mengerikan," katanya.

Pada hari Jumat, sayap pemuda partai dominan Malaysia melakukan sebuah demonstrasi jalanan yang ramai yang mendesak Kuala Lumpur untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Yangon.

Malaysia pada hari Selasa memanggil dubes Myanmar untuk menyuarakan "keprihatinan mendalam" mengenai situasi di negara bagian Rakhine, di mana saksi mengatakan bahwa seluruh desa telah dibakar.

Lebih dari 1.000 orang - lebih dari dua kali perkiraan total pemerintah dan kebanyakan Rohingya - mungkin sudah terbunuh di Rakhine, kata Yanghee Lee, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar.

Hingga Juni tahun ini, ada 59.100 pengungsi Rohingya yang terdaftar di Badan Pengungsi PBB di Malaysia. 

sumber: voaislam
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...