Muslim Rohingya Ditindas, Pigai: Jokowi Berpangku Tangan, Terkesan Membiarkan



Sikap Indonesia yang ‘diam saja’ saat melihat pembantaian muslim Rohingya oleh militer berkuasa di Myanmar membuat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) geregetan.

Pasalnya, tidak ada sikap konkrit yang ditunjukkan Indonesia saat melihat krisis kemanusiaan tersebut. Padahal pemerintahan Indonesia era Presien Joko Widodo (Jokowi) bisa melayangkan tekanan diplomatik kepada Myanmar.

“Jokowi berpangku tangan, bahkan terkesan membiarkan tanpa intervensi. Kita seperti tidak mampu melakukan perang diplomatik terhadap Myanmar,” kata Komisoner Komnas HAM, Natalius Pigai dalam keterangan resminya, Mingggu (3/9/2017).

Pigai menambahkan, seharusnya Indonesia menerapkan politik luar negeri aktif untuk menciptakan perdamaian dunia. Sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

“Indonesia sebagai negara ASEAN juga sebagai negara muslim terbesar dunia jangan takut mengambil resiko untuk menekan pemerintah Myanmar,” ujar dia.

“Sekali lagi Pemerintah jangan takut tekan Pemerintah Myanmar hanya karena terikat dengan traktat Asean yang non intervensi urusan domestik,” lanjutnya.

Menurutnya, Jokowi seharusnya bisa belajar dari sikap Presiden Soekarno saat menghadapi konflik Pakistan-India pada tahun 1965. Kala itu, sang proklamator sangat mendukung Pakistan sebagai solidaritas sesama umat muslim.

Bahkan, Pemerintah Indonesia kala itu sampai mengirimkan kapal perang angkatan laut ke Pakistan.

“Meskipun Soekarno dan Nehru adalah sahabat karib. Namun ketika perang India dan Pakistan 1965, Soekarno mengirimkan kapal perang angkatan laut bantu Pakistan karena solidaritas Islam,” tandasnya.

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...