Menhan Akan Evaluasi Panglima TNI


Menhan Akan Evaluasi Panglima TNI

Berita Islam 24H - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan akan mengevaluasi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Evaluasi tersebut terkait dengan isu pembelian 5.000 senjata ilegal yang dilontarkan Gatot beberapa waktu lalu.

"Ya sama-sama lah. Semua manusia itu termasuk saya, siapa yang tidak pernah keliru. Kita maklumi saja asal tidak (terjadi) lagi ke depan, tidak terjadi lagi," kata Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (26/9).

Ia mengatakan, evaluasi tersebut adalah hal yang lumrah. Termasuk juga jika ia berbuat salah untuk mengatur pertahanan Indonesia, Ryamizard menyebut selalu siap untuk dievaluasi, bahkan oleh prajurit yang dipimpinnya.

Menhan sendiri memastikan bahwa memang ada institusi di luar militer yang membeli senjata ke PT Pindad, institusi itu adalah Badan Intelijen Negara (BIN). Namun, menurut dia, jumlah senjata yang sudah disepakati untuk dibeli BIN hanya 521 pucuk.

"Saya juga banyak kelirunya kok, tapi saya senang perwira-perwira saya dalam rapat, dia bilang 'bapak harus begini-begini'. (Saya) bukannya marah, (justru bilang) oh terima kasih, kamu berani, saya dikoreksi," beber dia.

"Saya siap dikoreksi. Saya tahu mereka sayang saya, tidak menjelek-jelekkan saya. Saya terima," imbuhnya.

Ia mengatakan akan segera bertemu dengan Panglima TNI. Namun belum dipastikan kapan pertemuan tersebut dihelat.

"Pastilah (ketemu). Tapi saya besok ke Malaysia, ketemu sulit. Tapi dengan ini pasti diselesaikan," ungkap Ryamizard.

Ryamizard menegaskan, evaluasi yang dilakukannya nanti terhadap Panglima TNI bukan karena ia benci dengan institusi tertentu.

"Saya ini kan orang yang sangat netral, enggak ada blok-blok. Kalau Menteri Pertahanan saja sudah blok, bagaimana menyatukan bangsa ini? Tidak ada saya benci dengan TNI, tidak ada saya benci dengan polisi. Kalau saya benci polisi, benci tentara, berarti saya bukan Menteri Pertahanan," tutup dia.

Soal pembelian senjata, Gatot beberapa waktu lalu memang mengatakan ada institusi di luar militer yang membeli 5.000 senjata secara ilegal. Namun pernyataannya tersebut kemudian berusaha diluruskan oleh berbagai pihak, dari mulai Menkopolhukam Wiranto, pihak PT Pindad sebagai pabrik senjata dalam negeri dan juga Ryamizard sendiri.

Wiranto menyebut pembelian senjata tersebut diperuntukkan untuk Badan Intelijen Negara (BIN), jumlahnya mencapai 500 buah saja. Corporate Secretary dari PT Pindad pun mengamini pernyataan Wiranto. [beritaislam24h.info / kc]
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...