Janda Rohingya Beranak Dua: Jika Tak Ada Bantuan, Kami Kelaparan Sepanjang Malam



Terbebas dari militer Myanmar, tak lantas membuat warga Muslim Rohingya tenang. Setidaknya, perjalanan untuk mencari tempat pengungsian membuat mereka tak jauh dari kondisi sebelumnya.

Jamir Hossain, seorang Muslim Rohingya, berjalan selama delapan hari untuk mencapai sebuah kamp pengungsian di Bangladesh.

Dia termasuk di antara 164.000 Muslim Rohingya yang menyeberang ke Bangladesh sejak 25 Agustus, saat kekerasan meningkat din negara bagian Rakhine, Myanmar.

“Kami tidak dapat menemukan makanan di jalanan,” katanya kepada Anadolu Agency, Kamis (07/09).

“Kami kelaparan sehingga kami makan beberapa pohon pisang tak berbuah yang kami temukan di hutan. Begitulah keluargaku dan aku selamat hingga sampai di kamp,” imbuhnya.

Sebuah gelombang pengungsi telah tiba di kamp pengungsian Kutupalong yang dikelola pemerintah Bangladesh. Beberapa dari mereka harus melalui perjalanan delapan sampai 10 hari yang sulit melalui hutan, sementara yang lainnya melakukan perjalanan dengan kapal kecil melintasi Sungai Naf.

Para pengungsi mungkin telah lolos dari penganiayaan di negara asal mereka, namun kehidupan di kamp menjad tantangan tersendiri dalam keseharian mereka.

Hasina Begum, yang mengandung anak ketiganya, mengatakan, “Saya tidak dapat menemukan cukup makanan untuk dua anak saya. Kami makan jika penduduk setempat membantu, kalau tidak kami menghabiskan malam dengan rasa lapar.”

Dia mengungkapkan butuh waktu 10 hari untuk berjalan ke Bangladesh setelah suaminya dibunuh oleh tentara Myanmar.

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...