IPW: Daripada Urusi Pembelian Senjata, Polisi Lebih Baik Berantas Calo SIM




Polemik pembelian senjata yang sedang ditangani oleh Polri, mengundang Indonesian Police Watch (IPW) untuk turut bersuara. Menurut Ketua Presidium IPW, Neta S. Pane, ada masalah yang belum dipecahkan Polri yang juga tak kalah besarnya dengan perkara pembelian senjata, yaitu percaloan SIM.

"Di saat Polri sibuk menghadapi polemik pembelian senjata, aksi percaloan dalam pengurusan SIM di wilayah Polda Metro Jaya makin marak," kata Neta melalui keterangan tertulis yang diterima Kricom, Rabu (27/9/2017).

Menurut Neta, aksi calo makin parah. Dalam pengamatannya, para calo masih merajalela dalam pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Samsat Daan Mogot Jakarta Barat dan Bekasi.

Mereka menawarkan 'jasa' meluluskan dengan biaya antara Rp 800.000 sampai Rp 1 juta, padahal harga resmi pengurusan SIM hanya Rp 125.000.

"Aksi percaloan ini seperti tidak terkendali dan sangat meresahkan masyarakat," kata dia.

Meskipun saat ini para calo tidak bisa masuk ke dalam Samsat, menurutnya para calo beraksi secara terbuka di parkiran dan di dekat pintu masuk.

"Mereka (calo) mencari calon pemohon SIM di lapangan parkir sepeda motor atau di jalan dan di depan loket kesehatan," tegasnya.

Kemudian, para calo melancarkan aksinya dengan dengan modus mengenal 'orang dalam'. Mereka menjamin para pemohon pasti lulus.

Setelah sepakat, calo kemudian menghubungi 'orang dalam' yang dimaksud lalu memberitahu nama sipemohon SIM.

Pemohon, kata Neta, tetap diwajibkan mengikuti semua prosedur yang sudah ada, baik teori maupun ujian praktek. Namun, menurutnya hal tersebut sebagai formalitas kelengkapan administri saja. Sebab, karena oknum polisi tersebut, pemohon dipastikan lulus.

"Modus seperti ini sangat mengganggu masyarakat. Sebab jika tidak melalui calo sulit bagi pemohon untuk lulus," tegasnya.

sumber: kriminalitas
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...