Hendry Yatna: Jangan Ikuti Cukong, Tapi Aspirasi Rakyat!



Sudah menjadi rahasia umum peran pemilik modal atau cukong begitu besar dalam setiap pesta demokrasi, termasuk pemilihan kepala daerah, di mana pemilik modal punya andil besar bagi partai politik untuk mengusung kandidat.

Hal ini pula yang membuat calon yang diusung akan merasa memiliki 'hutang budi' jika terpilih, hingga akhirnya menyediakan ruang yang besar kepada para cukong untuk menjalankan kepentingannya.

Hendry Yatna, selaku Ketua Umum Paguyuban Bumi Pasundan mengaitkan isu tersebut dengan bursa pencalonan kandidat gubernur pada pilkada Jawa Barat.

Ia mengatakan, saat ini rekomendasi partai di Pilkada Jawa Barat sudah semakin memanas dengan kemunculan sejumlah nama kandidat yang mulai digoreng.

"Tetapi sayangnya sedikit partai yang mengusung calon gubernur putra daerah asli. Padahal isu putra daerah asli dalam setiap pilkada menjadi isu musiman yang lahir dalam moment-moment politik," kata Hendry di Jakarta, Sabtu (9/9).

Ia menilai, isu putra daerah dalam setiap pilkada adalah hal yang wajar, karena itu adalah aspirasi politik yang hadir dalam setiap agenda politik nasional.

"Isu soal putra asli daerah tidak bisa dihindari sebab itu juga sebuah kehendak publik yang tetap konsisten ingin pemimpin putra daerah asli," imbuh Hendry.

Menurut dia, apapun aspirasi politik masyarakat adalah sebuah fakta sosial yang harus ditangkap secara cerdas oleh partai politik. Karena jika tidak, partai akan kehilangan kepercayaan masyarakat.

Hendry juga menambahkan fakta keberhasilan pemimpin-pemimpin Jawa Barat terdahulu seperti Solihin GP, Yogi S Memet yang masih diingat oleh masyarakat Jawa Barat, mereka adalah Mantan Gubernur Jawa Barat yang berasal dari kalangan militer dan berhasil membangun Jawa Barat.

"Hari ini jika masyarakat Jawa Barat menginginkan pemimpin dari kalangan militerpun adalah hal yang wajar," ia menambahkan.

Menurutnya, partai yang besar adalah partai yang aspiratif terhadap kehendak politik rakyatnya, bukan cukongnya. Jadi, ia menyarankan, parpol diharapkan mengajukan kandidat yang benar-benar memiliki prestasi, kompetensi dan disukai oleh rakyat Jawa Barat ketimbang menuruti keinginan para pemilik modal yang kemungkinan memiliki kepentingan terselubung di balik dukungan itu.

"Sebuah keniscayaan sejarah, jika rakyat tersakiti, dalam pemilu legislatif dan pilpres, partai yang tidak aspiratif pasti akan kalah," katanya.

sumber: wartakota
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...