Fahri Hamzah Geram Saat Amien Rais Dituding sebagai Pengkhianat
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku geram soal pernyataan mantan wapres Try Sutrisno yang menuding mantan Ketua MPR RI Amien Rais sebagai pengkhianat. Sebelumnya mantan Wakil Presiden Try Sutrisno menuding Amien sebagai pengkhianat bangsa karena sebagai ketua MPR 1999-2004 mengamendemen UUD 1945 namun hal itu tidak dijalankan oleh MPR. Menurut Fahri, proses amendemen UUD 1945 tidak bisa dilakukan secara perorangan. Bahwa, amendemen konstitusi RI hingga empat kali itu merupakan karya lembaga.
“Jadi, Pak Amien itu cuma tukang ketok palu saja. Yang lain kalau tidak setuju ya tidak (amendemen),” kata Fahri Hamzah menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Nusantara III Kompleks parlemen, Jakarta, Senin (25/9/2017).
Menurut Wakil Ketua DPR bidang Kesra ini, bahwa Try Sutrisno menggunakan terminologi militer dalam menilai Amien. Artinya, pemimpin bertanggung jawab untuk semua. Padahal, kata Fahri, di parlemen tidak ada satu orang yang bertanggung jawab untuk semua. Namun, satu orang bertanggung jawab masing-masing.
“Mungkin terminologi Pak Try itu karena dia militer. Tapi, maksudnya itu bukan begitu karena Pak Amien yang memimpin rapat,”urai Fahri Hamzah, membela Amien Rais.
Legislator asal Nusa Tenggara Barat (NTBI itu menegaskan, konstitusi hasil amendemen masih valid. “Itu pikiran terbaik bangsa kita,” ujar politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
Oleh sebab itu, Fahri menegaskan, seharusnya yang disalahkan bukan amendemen UUD 1945. Dia menjelaskan, ada pihak yang tak sanggup menanggung pemikiran yang kompleks yang ada dalam konstitusi, termasuk kepemimpinan saat ini.
“Kepemimpinan yang sekarang tidak sanggup mengelola kompleksitas sebagai hasil dari amendemen itu,” kata Fahri.
Karena itu Fahri menilai kekecewaan Try lebih kepada ketidakmampuan pemerintah dalam mengelola keadaan. Padahal, berkat amendemen pula sekarang semua pihak bisa bebas bersuara.
“Sekarang anda (wartawan) saja, kalau tidak ada amendemen apa anda bisa begini? Tidak bisa ketemu anggota DPR, maki-maki anggota DPR. Dulu lagu Iwan Fals saja bikin gempar, tapi sekarang orang maki-maki DPR. Jadi, kebebasan ini tidak bisa ditarik lagi,” paparnya.
sumber: netralnews
loading...
loading...