Empati ke Rohingya Amanat UUD 45, Jangan justru Dikompori untuk Jatuhkan Pemerintah Jokowi
Dengan simpati dan empati yang besar dari umat Islam atas kebiadaban Myanmar atas etnis Rohingya jangan dirusak atau dituding untuk menjatuhkan Pemerintahan Indonesia. Tidak elok dan jauh dari substansi, terlebih beberapa negara melakukan hal sama seperti umat Islam di Indonesia.
“Dan empati ini, dengan biaya yang digalang ini sebaiknya tidak dikompori untuk menjatuhkan pemerintahan yang ada (Jokowi). Jangan, dong. Ini sebuah kreasi amal shalih dan amal sejarah yang disinggung di alinea empat UUD 45,” himbau Hidayat Nurwahid, Jum’at (8/09/2017), di PP Muhammadiyah, Jakarta.
Selain itu, sikap umat Islam atas kebiadaban Myanmar terhadap Rohingya menurutnya sama seperti melanjutkan perjuangan Sukarno. “Jadi kalau ada warga negara Indonesia melakukan kegiatan-kegiatan semacam ini, sesungguhnya hanya melaksanakan UUD 45, melanjutkan apa yang dilakukan oleh Bung Karno dalam menggunakan forum Asia Afrika, termasuk menolak penjajahan Israil. Dan beliau pun tidak undang Israil saat itu,” ia menambahkan.
Kalau melakukan ini, dan melakukan kritik kepada pemerintah, menurutnya itu dimaknai cintanya rakyat Indonesia terhadap pemerintah agar segera melakukan peran-peran maksimal dan memang seharusnya begitu. Negara yang dipercaya dari berbagai pihak.
“Segeralah dihentikan dicari solusi untuk Rohingya agar tidak melebar kemana-mana. Wajar rakyat Indonesia memberikan rasa kepeduliannya. Asal tidak terprovokasi dengan pihak-pihak tertentu yang tidak ingin melihat Indonesia menjadi negara besar,” tutupnya.
[vi]
loading...
loading...