Video Petisi Ulama Se-Purwakarta Kepada Warga Jabar, Agar Tidak Pilih Dedi Mulyadi Sebagai Gubernur
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi yang bermaksud untuk ikut dalam pencalonan sebagai Gubernur Jawa Barat, rupanya mulai mendapatkan penghadangan dari beberapa ormas Islam yang didalamnya juga berisikan beberapa ulama yang ada di Purwakarta.
Dedi selama ini memang dikenal sebagai salah satu penganut Agama Islam yang lebih banyak melakukan penyimpangan. Hal itu dibuktikan dengan isi buku yang diterbitkan sebanyak dua buah dengan judul “Spirit Budaya Kang Dedi” dan “Kang Dedi Menyapa” serta satu VCD berisikan kompilasi pidato sang bupati. Dedi dikenal dengan gayanya yang lebih condong menggunakan kebudayaan Hindu dalam kesehariannya, dimana hampir setiap sudut Kota Purwakarta dibuat patung-patung hingga membuat gapura mirip dengan Gapura tempat sembahyang orang Hindu. Bahkan Dedi membungkus pohon-pohon di Purwakarta dengan kain Poleng yang menjadi ciri khas masyarakat adat Bali yang menganut agama Hindu.
Hal itu didasarkan pada keyakinan Dedi jika Agama adalah budaya dan budaya adalah agama, maka wajarlah jika tindakannya melakukan hal tersebut untuk Kota Purwakarta yang selama ini dikenal sebagai Kota Santri. Selain memaksakan kehendaknya soal kebudayaan Bali yang masih sering dilakukannya dengan memakai pengikat kepala. Dedi juga mengatakan jika orang SUnda itu tidak mengenal simbolisasi penyembahan, karena yang seharusnya dibaktikan hanya kepada alam.
Bahkan yang paling parah, menurut Yakub Arupalakka, Sekjen Partai Priboemi dan juga salah satu Alumni 212, ketika Dedi menganggap jika Allah SWT memahami Rasulullah SAW sebagai kekasihnya, namun perlakuan Allah terhadap rasulnya justru memberikan didikan dengan cara membiarkan Rasulullah sengsara.
“Kita semua tahu bagaimana sulitnya hidup dalam sebuah kemiskinan, namun kita bisa bertahan ketika kita mengingat Rasulullah telah mengajarkan kita hal itu, agar kita bisa menjadi kuat, karena sudah tentu jika berhasil menjalaninya dengan baik dan benar sesuai syariat Islam, maka ganjarannya adalah Surga,” Ujar Yakub yang menyetujui jika para ulama seluruh Jawa Barat agar bisa mengambi sikap seperti yang dilakukan oleh ulama di Purwakarta
Bahkan ucapan Dedi yang paling kontroversial, ketika meminta kepada seluruh masyarakat Purwakarta, khususnya kepada umat Islam agar tidak perlu untuk membayar Zakat, dikarenakan hukumnya tidak wajib. Karena menurutnya yang wajib adalah APBD harus bisa sampai ke masyarakat.
“Pokoknya seorang Dedi jika sampai naik dan berhasil menjadi Gubernur, maka Jawa Barat akan semakin tergerus keislamannya, karena perangai dan sikapnya yang sama sekali tidak mencerminkan Islam,” ujar Yakub tegas. yang juga mengingatkan jika selama ini Dedi sering membuat acara festival dan berbagai acara masyarakat sseperti karnaval, dikarenakan hanyalah salah satu bentuk cara Dedi membungkus kemusyrikan dalam Islam. Karena dengan acara tersebut, penodaan terhadap agama berlangsung dengan cara dibungkus dengan kegiatan.
Seorang netizen bernama @benni_hidayat membagikan video yang diunggah melalui media sosial, dimana dalam video tersebut dibacakan sebuah sikap pernyataan ulama Purwakarta. Berikut isi petisi yang dibacakan oleh salah satu ulama.
Petisi Ulama Purwakarta
Menolak Dedi Mulyadi Menjadi Calon Gubernur atau Wakil Gubernur Jawa Barat. Dengan ini ulama dan seluruh pimpinan pondok pesantren se Purwakarta yang bergabung dalam ormas dan tokoh Islam Purwakarta, Menyatakan sikap, Menolak Dedi Mulyadi sang penoda dan penista agama dan pelaku penyebar kemusyrikan dengan kedok adat budaya Sunda. Dan menolak calon Bupati atau Wakil Bupati Purawakarta yang memiliki visi misi politik yang serupa (dengan Dedi -red). Dan kami serukan kepada seluruh masyarakat Jawa Barat untuk tidak memilih calon pemimpin yang mengajak kepada kemusyrikan dan kekufuran.
Demikianlah Petisi ini dibuat sebagaimana bentuk kepedulian dan tanggung jawab Ulama terhadap umat Islam
Purwakarta 17 Agustus 2017. ALLAHU AKBAR
[pbc]
loading...
loading...