Terkait Utang, Menkeu: Kami Akan Gunakan Utang Seproduktif Mungkin



Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pertumbuhan penerimaan pajak hingga semester I mendekati 10 persen. Bahkan menurut Sri Mulyani, beberapa komponen penerimaan pajak meningkat cukup tinggi.

"Kami akan terus mengusahakan, pada semester dua melakukan penyisiran terhadap sumber-sumber penerimaan negara," kata Sri Mulyani di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, 11 Agustus 2017.

Hingga akhir Juli 2017, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak mencapai Rp 601,1 triliun atau 46,8 persen dari target dalam APBN Perubahan 2017. Capaian tersebut, menurut data Ditjen Pajak, tumbuh 12,4 persen dibandingkan tahun lalu.

Sri Mulyani mengatakan kementeriannya akan melakukan extra effort pada semester II ini agar target penerimaan pajak dalam APBN Perubahan 2017 yang telah disetujui oleh Dewan bisa tercapai. "Extra effort-nya sama, menurut sektor dan menurut pelaku ekonomi," ujarnya.

Data-data yang ada, menurut Sri Mulyani, juga akan dilihat untuk mengidentifikasi sektor-sektor apa saja yang telah pulih sehingga memiliki kapasitas untuk membayar pajak. "Kami akan lakukan secara hati-hati sehingga pertumbuhan ekonomi tidak terganggu," tuturnya.

Terkait utang, Sri Mulyani menyatakan akan mengelolanya secara hati-hati. Pemerintah akan terus berupaya agar utang Indonesia berada pada tingkat yang bisa terus dipenuhi dari sisi kewajibannya. "Secara bersamaan, kami juga akan menggunakan utang seproduktif mungkin," katanya.

Sri Mulyani pun akan memperhatikan beban bunga, cicilan, serta jatuh tempo utang sehingga Indonesia tidak dianggap sebagai negara yang berisiko tinggi. "Selama ini, APBN selalu dibahas secara detail bersama dewan dan sesuai aturan. Saya anggap pengelolaan utang kita sangat baik."


loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

loading...