Rohingya Kembali Memanas, Ribuan Orang Mengungsi ke Bangladesh
Sempat reda beberapa waktu, Negara Bagian Rakhine, Myanmar yang dihuni muslim etnis Rohingya kembali memanas. Ribuan muslim Rohingya dilaporkan mengungsi pasca bentrok Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) dengan pasukan keamanan Myanmar.
Serangan mujahid ARSA inimenyasar pos-pos penjagaan perbatasan di sepanjang perbatasan wilayah barat yang menghubungkan Myanmar-Bangladesh.
Dalam serangan yang dilakukan terpisah pada hari Jumat (25/8), ARSA menargetkan 24 kantor polisi dan pos terdepan di distrik Maungdaw di bagian utara negara bagian Rakhine. ARSA juga dilaporkan masuk dan menyerang dalam batalyon Light Infantry 552 sekitar pukul 03:00 dini hari.
“Kami telah melakukan tindakan defensif terhadap pasukan perusak Burma di lebih dari 25 tempat yang berbeda di seluruh wilayah,” ujar ARSA dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan online di kalangan aktivis Rohingya.
ARSA mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan tanggapan atas penggerebekan, pembunuhan dan penjarahan oleh tentara Myanmar yang ditempatkan di wilayah Rakhine setelah kematian tujuh penduduk desa awal bulan Agustus ini.
“Ketika kekejaman mereka terhadap orang-orang yang tidak bersalah telah melampaui batas toleransi kita dan mereka akan melancarkan serangan terhadap kita, kita akhirnya harus melangkah untuk membela orang-orang yang tidak berdaya dan diri kita sendiri,” tegas ARSA seperti dikutip innewsly.
Menurut versi pemerintah Myanmar, kerusuhan diawali oleh terjadinya serangan yang dilakukan oleh Harakah al-Yaqin terhadap 30 pos polisi dan pangkalan militer di Maungdaw, Kamis (24/8) malam. Dalam bentrok itu dilaporkan 92 orang tewas, 80 orang dari kelompok Harakah dan 12 orang dari pihak keamanan.
Akibat bentrokan itu, ribuan orang termasuk perempuan dan anak-anak kemudian menyelamatkan diri dengan berusaha menyeberangi sungai Naf yang memisahkan Myanmar dan Bangladesh.
Sementara di pihak pemerintah Myanmar, mereka juga telah mengevakuasi lebih dari 4.000 non-Muslim, termasuk seluruh staf pemerintahan.
loading...
loading...