Kabareskrim: Anggaran Setahun Habis Hanya untuk Amankan Aksi 212
Mabes Polri kini akan lebih mendorong fungsi intelijen untuk memetakan potensi-potensi konflik dan pencegahan dari pada melakukan upaya penindakan pemulihan. Pasalnya, dalam pemulihan anggaran yang harus diserap akan sangat besar, padahal pencegahan pun memerlukan anggaran yang tidak sedikit.
Kabareskrim Komjen Ari Dono mencontohkan, salah satu kegiatan yang menguras anggaran polri adalah dalam pengamanan unjuk rasa pada Aksi Bela Islam 212 pada medio desember tahun lalu. Anggaran yang diserap untuk pengamanan kegiatan tersebut sangat besar, hampir memhabiskan anggaran untuk satu tahun.
“Lebih baik mencegah dari pada harus bertindak, karena biayanya tinggi sekali. Seperti 212 itu, satu tahun anggaran sudah habis di depan,” kata Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono, Selasa (29/8/2017).
Komjen Arin melanjutkan, agar hal itu tidak terulang, pihaknya bakal mengurangi pos anggaran yang berpotensi bengkak dan membebani kepolisian. Dalam hal ini, dia akan lebih memperdayakan fungsi intelijen untuk melakukan tindakan pencegahan.
“Itulah seni, kemampuan intel untuk mendeteksi sangat penting untuk bisa memetakan potensi-potensi. Kalau bicara intoleransi kami harus mengetahuinya,” jelasnya.
Dono mengatakan, polisi harus bisa memetakan sebuah persoalan agar tidak terjadi masalah yang besar dan berujung munculnya tindakan anarkis yang sulit untuk dikendalikan.
Menurutnya, saat ini kepolisian harus melakukan pendekatan kepada kelompok yang berpotensi melakukan konflik.
Cara persuasif dilakukan semaksimal mungkin untuk memberi pemahaman kepada kelompok tersebut, bahwa ada ancaman hukum jika melakukan hal-hal yang anarkistis.
“Tapi juga ketegasan harus ada. Harus kuat dan berani untuk tindakan tegas,” kata Ari.
loading...
loading...