Duh Kok? Pertamina Sembunyikan Indikasi Kerugian Akuisisi Maurel & Prom
Agaknya PT Pertamina Persero tidak siap untuk mengungkapkan indikasi kerugian akuisisi saham perusahaan minyak dan gas bumi asal Prancis, Pacifico di Maurel dan Prom. Hal ini tercermin dari sikap direktur hulu migas Pertamina Syamsu Alam berupaya menutupi pembicaraan mengenai hal terkait.
Padahal dalam rapat dengan komisi VII DPR, Direktur Pertamina Elia Massa Manik berjanji akan melakukan evaluasi besaran indikasi kerugian aksi korporasi tersebut. Namun Syamsu menafikan hal itu, padahal dia termasuk yang turut hadir pada rapat dengan DPR bulan Juni lalu.
“Maurel & Prom kan sudah selesai,” kata Syamsu ditulis, Senin (21/8).
“Tapi pak, pak Dirut berjanji di komisi VII akan melakukan evaluasi kerugian Maurel,” tanya Aktual.com
“Ah bukan, bukan yang itu,” ujar dia langsung berlalu di Kantor Pertamina Jakarta.
Untuk diingat, pada bulan Juni Komis VII DPR melakukan rapat dengan PT Pertamina. Pada rapat itu sejumlah Anggota DPR mempertanyakan data pembelian saham perusahaan Maurel dan Prom oleh PT Pertamina.
Pembelian 24,53 persen saham dengan nilai harga EUR 4,20 per saham, ditambah premium sebesar EUR 0,5 per saham yang disepakati pada tahun lalu itu, disinyalir telah menyebabkan kerugian bagi Pertamina.
“Kami minta lapor untuk hulu migas di luar negeri, terutama Maurel & Prom. Karena kami mendapat data, tidak sedikit yang berpotensi rugi. Ini harus dibahas dan dibuk, karena BUMN itu uang negara. Coba bayangkan kita sekarang punya devisit Rp 370 triliun. Ketidak seimbngan primer saja sudah Rp 195 trilun artinya bunga hutang itu dari penerimaan negara untuk membayar hutang itu sudah dari hutang,” kata Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi Gerindra, Ramson Siagian, ditulis Senin (12/6).
“Jadi harus dibuka akusisi ini, apanya harus ditutup-tutupi oleh Pertamina? soal strategi apa? Publik harus dikasih tahu blok-blok migas yang diakuisisi itu.”
Selanjutnya Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha merasa perlunya penjelasan dari Pertamina, sebab saham yang diakuisisi oleh Pertamina itu merupakan saham perusahaan tertutup, sehingga sangat rentan terjadi penyimpanan dan luput dari pantauan pubik.
“Saya ingin menambahkan, itu kasus Murel and Prom yang Pertamina akuisisi itu, isunya merugi. Apalagi itu perusahaan tertutup bukan public company. Sehingga assessment waktu pembelian itu menjadi pertanyaan,” kata dia.
Menanggapi hal ini Direktur Utama PT Pertamina Elia Massa Manik menjadi gelagapan. Dia meminta untuk diadakan pembahasan dan pertemuan secara tertutup dengan Komisi VII DPR.
“Mengenai Maurel and Prom, itu kan ada 2 ladang yang produksi dan ada 6 eksplorasi. Mungkin kedepan akan rapat tertutup. Kita review lagi, nanti kita akan sampaikan,” kata Elia Massa Manik.
loading...
loading...