Novel FPI Duga Teror yang Menimpa Polisi Merupakan Pengalihan Isu Ahok



Terkait teror yang menimpa dua orang anggota Brigade Mobil (Brimob) yang ditikam orang tak dikenal di Masjid Falatehan, Jakarta Selatan baru-baru ini, Sekjen Dewan Syuro Front Pembela Islam (FPI), Novel Bamukmin, menduga hal tersebut merupakan pengalihan isu semata.

"Kita melihatnya boleh dikatakan ada kepentingan lah. Sepertinya gak masuk di akal hal seperti itu bisa terjadi. Ini harus betul-betul diselidiki bahwa ini kejadian spontan atau rekayasa pengalihan isu," beber Novel saat diminta pendapatnya belum lama ini.

Dikatakan Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) itu, isu yang ingin dialihkan salah satunya adalah soal keberadaan terpidana kasus penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

"Masalah terus, kenaikan listrik, kemudian Ahok dalam sel Mako Brimob ini ada atau tidak, itu kan lagi ramai. Soalnya sudah simpang siur, sementara kita dapat berita bahwa Ahok memegang alat komunikasi," tukas Novel.

"Dari kejadian-kejadian yang ada, (teror) itu kan terus dihembuskan untuk bagaimana bisa jadi viral untuk mengalihkan isu yang ada di negara ini," sambung Novel, dilansir dari netralnewscom.

Seperti telah diwartakan sebelumnya, dua orang anggota Brigade Mobil (Brimob) ditikam orang tak dikenal di Masjid Falatehan, Jalan Palatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, sekitar pukul 19.40 WIB, pada hari Jumat, tanggal 30 Juni 2017 lalu. Dua anggota Brimob itu diketahui bernama AKP Dede dan Briptu Syaiful. Keduanya mengalami luka di bagian wajah dan leher.

Polisi sendiri berhasil menembak mati pelaku penusukan yang diketahui bernama Mulyadi di lokasi yang tidak jauh dari lokasi penusukan. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Rikwanto, mengatakan, Mulyadi diketahui terafiliasi dengan kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syiria alias ISIS.

"Mulyadi merupakan simpatisan ISIS yang terkooptasi paham radikal dari materi-materi yang diunggah pada website maupun group-group messenger radikal yang diikutinya," tutur Rikwanto, dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Minggu (2/7).

sumber : jitunews


loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...