Novel Baswedan Tuntut Jokowi Bentuk Tim Pencari Fakta soal Teror KPK
Penyidik senior KPK Novel Baswedan meminta Presiden Joko Widodo merespons dan bertindak cepat terkait teror-teror yang ditujukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi. Novel sendiri menjadi salah satu korban teror itu. Kini matanya rusak akibat disiram air keras, dan ia harus tinggal di Singapura untuk menjalani perawatan.
“Saya berharap Presiden melihat ini sebagai masalah serius, dan mau membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta dalam menghentikan teror-teror ini,” kata Novel Baswedan kepada wartawan kumparan, M. Rizki dan Ikhwanul Khabibi, dalam wawancara eksklusif di Singapura, Minggu (30/7).
“Bukan kriminalisasi, tapi rencana teror. Teror yang direncanakan itu beberapa kali terjadi, dan diduga berhubungan dengan perkara berbeda,” tegas Novel.
Ia menduga, para dalang pelaku teror sesungguhnya tak banyak, hanya “saya tidak tahu pengikutnya banyak atau tidak. Yang jelas pangkatnya cukup tinggi.”
Soal sosok di balik layar dengan pangkat tinggi itu sudah pernah beberapa kali disampaikan Novel sebelumnya. Ia pertama kali menyebut dalang kasus penyiraman air keras terhadap dirinya sebagai “oknum jenderal polisi yang cukup berpengaruh di Mabes Polri” dalam wawancara dengan Majalah TIME, 10 Juni.
Selanjutnya dalam wawancara dengan kumparan, 22 Juni, Novel mengatakan nama jenderal polisi di balik teror kepadanya itu telah disampaikan langsung ke Kepolisian oleh penyidik KPK.
Namun, ujar Novel, polisi tampak tak tertarik untuk mengusut keterlibatan sang jenderal.
“Saya dan KPK punya bukti-bukti, dan akan saya sampaikan itu. Karena teror, kejahatan, itu tidak boleh dibiarkan. Tidak boleh,” kata Novel.
Di Jakarta, pada hari yang sama, kemarin, Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin menyatakan penyidik gabungan KPK dan Polri, serta tim semi-independen, sudah dibentuk. Mereka, sebagai langkah awal, akan membuat sketsa wajah pelaku teror.
Syafruddin optimistis kasus penyiraman air keras terhadap Novel dapat diungkap lembaganya. “Langkah-langkah sudah progresif. Pembicaraan antarlembaga, Polri dan KPK, sangat solid dalam menangani kasus ini.”
Namun Syafruddin juga mengatakan, sejauh ini belum ada indikasi keterlibatan jenderal polisi bintang dua dalam kasus teror terhadap Novel, seperti disampaikan Novel sendiri.
“Itu informasi yang dia (Novel) terima, bukan pernyataan dari dia,” ujar Syafruddin.
Pada titik ini, memang terlihat terdapat ketidakcocokan antara ucapan Novel dan Syafruddin.
Novel kini tinggal di sebuah tempat rahasia di Singapura, sementara dirawat intensif pada bagian mata. Kerusakan matanya akibat disiram air keras mencapai 95 persen.
“Itu bukan soal sudah bisa melihat sejauh mana, tapi masih bisa melihat lagi atau tidak,” kata dia beberapa waktu lalu.
Dan salah satu hal yang paling dia sesalkan adalah tak bisa lagi membaca Alquran karena matanya rusak.
loading...
loading...