Kapolri Mulai Larang Ekspos Kasus Teror Ke Media
Mabes Polri akan membatasi publikasi yang berkaitan serangan teror. Apalagi, jika teror yang terjadi hanya karena ulah orang iseng semata.
"Saya sudah sampaikan kepada anggota saya, juga di bagian Humas. Kalau ada yang ketemu seperti itu (insiden bendera ISIS) enggak usah diekspose ke media. Bisa saja ada orang iseng buat itu," ujar Tito di kawasan bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (5/7).
Tito mengatakan, aksi teror dilakukan bukan untuk membunuh orangnya. Begitu juga dengan dugaan teror dengan memasang surat ancaman beserta bendera ISIS di Polsek Kebayoran Lama.
"Yang dia (pelaku teror) inginkan adalah impact-nya, dampaknya. Makanya mereka memerlukan media," papar mantan Kadensus 88 Antiteror itu.
Untuk itu, Tito menyarankan agar aksi teror yang masih belum jelas pelakunya tidak perlu diekspos. Sekalipun pelaku terbukti seorang teroris, lanjutnya, pemberitaan di media hanya akan memfasilitasi misi para teroris.
"Kalaupun yang membuat itu teroris misalnya. Ya kita berarti ikut genderangnya dia. Dia maunya semua menjadi panik, senang dia. Jadi, kalau ada yang seperti itu, sebaiknya kita amankan, tidak perlu dibesarkan di media," urainya.
Meski demikian, Tito menjamin untuk mengungkap pelaku teror di Mapolsek Kebayoran Lama, Selasa (4/7) subuh kemarin.
"Sekali lagi, bisa itu teroris, bisa juga pihak ketiga yang ingin memperkeruh situasi. Bisa juga orang iseng. Berapa kali kita ketemu, ternyata yang membuat orang iseng. Seperti kasus di Tanjung Balai. Ribut-ribut, keluar, kemudian ternyata orang iseng," demikian Tito.
sumber : rmol
loading...
loading...