Harga Pangan Murah-murah, Gaji Kecil Bisa Kredit Rumah
Peringatan haul Presiden ke-2 RI, almarhum HM Soeharto dan Supersemar yang dihelat Keluarga Cendana pada Sabtu (11/3), ditanggapi beragam publik pengguna media sosial. Banyak yang mengapresiasi bahkan merindukan Orde Baru. Tidak sedikit yang mempertanyakan keberadaan naskah otentik Supersemar, yang hingga kini dipersoalkan.
Supersemar akronim dari Surat Perintah Sebelas Maret, yang merupakan instruksi tertulis Presiden Soekarno kepada Letnan Jenderal Soeharto selaku Menteri Panglima Angkatan Darat, untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengawal pemerintahan. Surat tertanggal 11 Maret 1966 itu hingga kini, naskah otentiknya dipertanyakan keberadaannya.
Peneliti sejarah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam mengatakan, keberadaan naskah otentik Supersemar hingga kini belum diketahui. Meskipun Lembaga Arsip Nasional menyimpan tiga versi naskah Supersemar, namun ketiganya dinilai tidak otentik.
Nah, momentum peringatan Supersemar yang dikemas melalui acara keagamaan di Mesjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, akhir pekan lalu, menjadi pembicaraan khalayak netizen. Bukan saja tentang acara tersebut, juga tentang polemik Supersemar.
Di antaranya, akun Twitter @ cakiminpkb yang terverifikasi milik Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar menyesalkan hilangnya surat 'maha penting' itu. Dia berharap insiden itu tidak lagi terulang di masa kini.
"Ketidakrapian sistem administrasi kita harus lebih baik dan bagus. Jangan tiru kasus #Supersemar. Surat maha penting koq, ngilang?" sentilnya.
Namun akun twitter @ArieAesde malah menuding politisi yang akrab disapa Cak Imin itu menyebar fitnah. "Kalau nuduh naskah Supersemar nggak asli, yah tunjukkan naskah aslinya ada? #pagifitnah," tantangnya.
"Cak...cak... itu karena 'saking sadarnya' arti arsip makanya arsipnya lenyap!! ah! Situ pura-pura nggak tahu," canda akun @leginamt36.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mencoba menengahi. Politisi Partai Gerindra itu meminta agar tweeps tidak memperdebatkan lagi dimana keberadaan naskah asli Supersemar.
"Berdebat mengenai naskah #Supersemar, mengenai keberadaan naskah asli, isi dan sejenisnya, hanya produktif jika dilakukan kalangan sejarawan," tweet akun @fadlizon.
"Dokumen penting, koq hilang??? #supersemar," tanya lagi akun @ edwinawowor.
"Mustahil itu surat Supersemar hilang dan dihilangkan. Karena itu tanda bukti bahwa Soeharto dapat mandat resmi dari Soekarno," cuit akun @areger_02174.
Ada tiga kontroversi yang menjadi pergunjingan khalayak netizen, yaitu, menyangkut keberadaan naskah otentik Supersemar, proses mendapatkan surat tersebut, dan interpretasi yang dilakukan Soeharto kala itu.
Kini arsip negara menyimpan tiga versi Surat Perintah Sebelas Maret. Salah satunya berasal dari Sekretariat Negara, yang lain dari Pusat Penerangan TNI Angkatan Darat dan terakhir cuma berupa salinan tanpa kop surat kenegaraan.
Terkait momentum memperingati Supersemar, banyak netizen lain merindukan romantika era Orde Baru (Orba). Netizen menyampaikannya dengan beragam ekspresi, ada yang serius, tak sedikit yang melucu.
Seperti diutarakan akun Twitter @ardibhironx. Dia membandingkan nikmatnya era Orde Baru dengan era saat ini melalui sebatang wafer.
"Wafer Superman masih gede dan panjang, coklatnya juga masih tebel. #kangenorba," kicaunya.
"Bila ayah mu dijemput malam-malam tanpa kesalahan dan harus menginap di penjara karena beda pilihan politik, pasti kau tak akan kangen Orba," sindir akun @InsideErick.
"Kemana ya aktifis mahasiswa yang vocal waktu reformsi '98?"
Kok bisu sekarang, padahal korupsi makin parah, apa sekarang jadi bagian koruptor, #kangenorba,” timpal @EndaLoves.
"Harga bensin premium zaman Orba masih Rp1000-an, harga Ciki Citato Rp500, permen Sugus Rp100 dapat 3. Wajar banyak yang kangen zaman Orba," timpal akun @YudiInReds.
"#KangenOrba, gaji Rp175, 000 bisa nyicil rumah," imbuh akun @ lonewolf_indo.
Fans Liverpool tak mau ketinggalan bernostalgia. Di masa Orde Baru, adalah masa-masa keemasan The Red. "Kangen zaman Orba. Zaman di mana Liverpool masih sering juara," tulis akun @ris_nu dengan emoticon sedih.
Menyerempet sisi politik, akun @ ragilnugroho1 menyinggung pengagum pemerintahan saat ini. "Kangen Orba. Ketika menjadi oposisi tidak dibilangin gagal move on, kurang piknik, sakit hati, haters, dll," curhatnya.
"Hanya kangen TVRI, RRI, Ria Jenaka, Album Minggu dan acara klompencapir aja di zaman Orba," kicau akun @Lganufa.
Seperti diberitakan, puluhan ribu warga membanjiri Masjid At-Tinuntuk acara haul Soeharto, 11 Maret kemarin. Seribuan personel gabungan disiapkan untuk menjaga acara ini.
Acara ini juga ditenggarai beraroma politis. Khususnya untuk kepentingan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Netizen menilai aroma politis tampak kentara ketika kehadiran Calon Wakil Gubernur Petahana Djarot Saiful Hidayat mendapat penolakan jamaah. Sementara Calon Gubernur nomor urut tiga Anies Baswedan kedatangannya dielu-elukan warga.
Netizen @melalalalaa meyakin ribuan hadirin tidak paham apa itu Supersemar. "Pada hadir dan ngajak peringatan Supersemar, ditanya Supersemar isinya apa, ngga tahu," sindirnya. ***
Peneliti sejarah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam mengatakan, keberadaan naskah otentik Supersemar hingga kini belum diketahui. Meskipun Lembaga Arsip Nasional menyimpan tiga versi naskah Supersemar, namun ketiganya dinilai tidak otentik.
Nah, momentum peringatan Supersemar yang dikemas melalui acara keagamaan di Mesjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, akhir pekan lalu, menjadi pembicaraan khalayak netizen. Bukan saja tentang acara tersebut, juga tentang polemik Supersemar.
Di antaranya, akun Twitter @ cakiminpkb yang terverifikasi milik Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar menyesalkan hilangnya surat 'maha penting' itu. Dia berharap insiden itu tidak lagi terulang di masa kini.
"Ketidakrapian sistem administrasi kita harus lebih baik dan bagus. Jangan tiru kasus #Supersemar. Surat maha penting koq, ngilang?" sentilnya.
Namun akun twitter @ArieAesde malah menuding politisi yang akrab disapa Cak Imin itu menyebar fitnah. "Kalau nuduh naskah Supersemar nggak asli, yah tunjukkan naskah aslinya ada? #pagifitnah," tantangnya.
"Cak...cak... itu karena 'saking sadarnya' arti arsip makanya arsipnya lenyap!! ah! Situ pura-pura nggak tahu," canda akun @leginamt36.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mencoba menengahi. Politisi Partai Gerindra itu meminta agar tweeps tidak memperdebatkan lagi dimana keberadaan naskah asli Supersemar.
"Berdebat mengenai naskah #Supersemar, mengenai keberadaan naskah asli, isi dan sejenisnya, hanya produktif jika dilakukan kalangan sejarawan," tweet akun @fadlizon.
"Dokumen penting, koq hilang??? #supersemar," tanya lagi akun @ edwinawowor.
"Mustahil itu surat Supersemar hilang dan dihilangkan. Karena itu tanda bukti bahwa Soeharto dapat mandat resmi dari Soekarno," cuit akun @areger_02174.
Ada tiga kontroversi yang menjadi pergunjingan khalayak netizen, yaitu, menyangkut keberadaan naskah otentik Supersemar, proses mendapatkan surat tersebut, dan interpretasi yang dilakukan Soeharto kala itu.
Kini arsip negara menyimpan tiga versi Surat Perintah Sebelas Maret. Salah satunya berasal dari Sekretariat Negara, yang lain dari Pusat Penerangan TNI Angkatan Darat dan terakhir cuma berupa salinan tanpa kop surat kenegaraan.
Terkait momentum memperingati Supersemar, banyak netizen lain merindukan romantika era Orde Baru (Orba). Netizen menyampaikannya dengan beragam ekspresi, ada yang serius, tak sedikit yang melucu.
Seperti diutarakan akun Twitter @ardibhironx. Dia membandingkan nikmatnya era Orde Baru dengan era saat ini melalui sebatang wafer.
"Wafer Superman masih gede dan panjang, coklatnya juga masih tebel. #kangenorba," kicaunya.
"Bila ayah mu dijemput malam-malam tanpa kesalahan dan harus menginap di penjara karena beda pilihan politik, pasti kau tak akan kangen Orba," sindir akun @InsideErick.
"Kemana ya aktifis mahasiswa yang vocal waktu reformsi '98?"
Kok bisu sekarang, padahal korupsi makin parah, apa sekarang jadi bagian koruptor, #kangenorba,” timpal @EndaLoves.
"Harga bensin premium zaman Orba masih Rp1000-an, harga Ciki Citato Rp500, permen Sugus Rp100 dapat 3. Wajar banyak yang kangen zaman Orba," timpal akun @YudiInReds.
"#KangenOrba, gaji Rp175, 000 bisa nyicil rumah," imbuh akun @ lonewolf_indo.
Fans Liverpool tak mau ketinggalan bernostalgia. Di masa Orde Baru, adalah masa-masa keemasan The Red. "Kangen zaman Orba. Zaman di mana Liverpool masih sering juara," tulis akun @ris_nu dengan emoticon sedih.
Menyerempet sisi politik, akun @ ragilnugroho1 menyinggung pengagum pemerintahan saat ini. "Kangen Orba. Ketika menjadi oposisi tidak dibilangin gagal move on, kurang piknik, sakit hati, haters, dll," curhatnya.
"Hanya kangen TVRI, RRI, Ria Jenaka, Album Minggu dan acara klompencapir aja di zaman Orba," kicau akun @Lganufa.
Seperti diberitakan, puluhan ribu warga membanjiri Masjid At-Tinuntuk acara haul Soeharto, 11 Maret kemarin. Seribuan personel gabungan disiapkan untuk menjaga acara ini.
Acara ini juga ditenggarai beraroma politis. Khususnya untuk kepentingan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Netizen menilai aroma politis tampak kentara ketika kehadiran Calon Wakil Gubernur Petahana Djarot Saiful Hidayat mendapat penolakan jamaah. Sementara Calon Gubernur nomor urut tiga Anies Baswedan kedatangannya dielu-elukan warga.
Netizen @melalalalaa meyakin ribuan hadirin tidak paham apa itu Supersemar. "Pada hadir dan ngajak peringatan Supersemar, ditanya Supersemar isinya apa, ngga tahu," sindirnya. ***
sumber : rmol
loading...
loading...