RAR: Tampaknya Pilkada DKI Pertarungan Komunis PKI dengan Pancasilais
Pimpinan Rumah Amanah Rakyat (RAR) Ferdinand Hutahaean menilai, Pilkada DKI saat ini dengan segala dinamikanya membuat pikiran kembali kepada sejarah masa lalu bangsa Indonesia.
Ferdianand menjelaskan, masa lalu bangsa yang kelam dan hitam akibat kejahatan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang mendapat sokongan politik dari ideologi Komunis Cina.
"Kala itu banyak umat Islam dan nasionalis yang dibunuh oleh kekejian PKI dan akhir pemberontakan dari 1928 dan terakhir 1965 membunuh secara sadis beberapa Jenderal TNI yang kemudian digelari Pahlawan Revolusi," ungkap dia di Jakarta, Selasa (07/02/2017).
Menurut Ferdinand, sejumlah peristiwa yang terjadi saat ini dan pola-pola operasi yang dilakukan identik dengan cara yang terjadi pada saat PKI melangsungkan kejahatannya terhadap negara.
"Pola yang sama terjadi dengan pola PKI dulu tampaknya adalah bentuk kebangkitan PKI berideologi komunis di negara ini. Ada dendam yang ingin dilampiaskan terutama dengan keikutsertaan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang adalah cucu dari Jenderal Sarwo Edhi Wibowo," tandasnya.
Ia menceritakan, kala itu, Jenderal Sarwo Edhi merupakan petinggi TNI yang menumpas PKI dan sisa-sisa pemberontak PKI.
Mungkin inilah, ungkapnya dia, penyebab kenapa sekarang Agus Harimurti Yudhoyono dan Susilo Bambang Yudhoyono harus diserang dengan segala cara. Bahkan, ujarnya, menyerang kediaman pribadi seperti unjuk rasa brutal tak berijin kemarin di Mega Kuningan.
Menurut mantan relawan Jokowi saat Pilpres 2014 lalu, menyerbu kediaman pribadi itu sama dengan yang dilakukan PKI saat menyerbu kediaman para jenderal, yang kemudian dibunuh secara sadis oleh PKI.
"SBY difitnah sebagai penyebab kerusakan bangsa saat ini, demikian jugalah dulu PKI memfitnah para Jenderal yang kemudin dihabisi secara sadis. Semua pola yang dilakukan menyerang SBY dan Agus sama dengan cara-cara PKI," ungkapnya.
"Tampaknya Pilkada DKI Jakarta kali ini adalah pertarungan Komunis PKI dengan Pancasilais," tambah dia.
sumber : teropongsenayan
loading...
loading...