Waspada! Cabai Tiongkok Sudah Ditanam Petani Pelosok


Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah tengah menyisir bibit tanaman cabai dari Tiongkok yang dikenal dengan sebutan Dragon Chili. Pasalnya, bibit cabai itu mengandung bakteri erwinia sehingga penanamannya harus dihentikan dan dimusnahkan.
Sebelumnya tanaman cabai berbahaya itu ditemukan di pelosok Kabupaten Magelang, tepatnya di Tepusan, Desa Citorosono, Kecamatan Grabag. Ada petani bernama Muhajir yang menanam Dragon Chili di lahan milik Tangin, warga setempat.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jateng Yuni Astuti  menegaskan, keputusan tentang pemusnahan Dragon Chili menyusul adanya pemeriksaan oleh petugas laboratorium hama dan tanaman wilayah Kedu beserta tim karantina. Karenanya jika ada petani yang menanam cabe Tiongkok itu maka akan dikena sanksi.
“Kami mengimbau Muhajir untuk menghentikan penanaman bibit itu, sebelum ada hasil dari uji laboratorium secara resmi dari UGM dan izin legalitas mengenai bibit,” ujar Yuni.
Sedangkan Muhajir mengatakan, cabai Tiongkok itu memang memiliki rasa lebih pedas ketimbang lombok rawit. “Cabai ini juga lebih besar daripada cabai biasa,” ungkapnya.
Dia menanam bibit itu bersama rekannya untuk membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda sekitar. Menurut dia, ada perusahaan makanan instan ternama yang telah menyanggupi untuk bekerja sama menerima pasokan cabai tanamannya.
“Dari pihak makanan instan itu menginginkan produksi  cabai satu hari dua ton. Terkait hal itu mereka sudah menghabiskan dan Rp 700 juta untuk pembiayaan proyek percobaan penanaman cabai ini,” tambahnya.
Sedangkan Kapolsek Grabag AKP Busro mengatakan, pihaknya telah memasang garis karantina di lahan yang ditanami cabai Tiongkok. “Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan kemungkinan bisa merugikan petani yang lainnya,” ujarnya.
Kepala Laboratorium Hama dan Penyakit Wilayah Kedu Retno menjelaskan, sample yang telah diuji di UGM sementara menyatakan negatif untuk bakteri Erwinia. Meski demikian proses tes masih berjalan.
“Memang hasil lab sementara negatif  untuk bakteri Erwinia. Tetapi tanaman telah terjangkit endemis penyakit kuning dan positif bakteri yang belum jelas. Tes uji masih berjalan dan akan dilaksanakan pemusnahan serentak bulan Februari mendatang,” jelasnya.
sumber : jpnn


loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...