Keributan di dalam Pemerintah, kok malah Tuduh ingin Jatuhkan Presiden? Dahnil: Konyol



Isu senjata yang kemudian berujung saling silang pendapat membuat negara nampak tidak ada pemimpin untuk menengahinya. Hal tersebut dapat disaksikan saat para oknum politisi menuding bahwa isu senjata itu dijadikan komuditas politik.

"Silang pendapat dua pemilik senjata, kok ditafsirkan politisasi oleh partai tertentu. Wong, episentrumnya ada pada kepemimpinan yang absen, kok," kata Dahnil Anzar Simanjuntak, di akun media sosial, Twitter pribadi miliknya, Ahad (1/10/2017).

Jika saja pemimpin hadir dalam kisruh tersebut, maka Dahnil meyakini tidak akan terjadi beda pandangan dari dua kelompok yang berbeda pendapat. "Bila kepemimpinan hadir, tidak akan terjadi silang pendapat dua pemilik senjata. Silang pendapat tersebut konyol bagi sebuah negeri merdeka."

Terlebih tidak eloknya menurut Dahnil manakala silang pendapat soal senjata tersebut dituding untuk menjatuhkan seorang Presiden. Itu sama saja menurutnya menunjukkan kelemahan yang sedang terjadi pada kepemimpinan.

"Episentrum keributan ada di dalam pemerintahan sendiri. Kok, menuduh polarisasi di masyarakat digerakkan oleh kekuatan politik antipresiden.

Untuk menutupi kelemahan kepemimpinan, tudingan sumber keributan pun itu ditunjuk kepada lawan politik."

Padahal terkait senjata itu menurutnya sedikit banyak yang tidak melihat substansi sesungguhnya. Sehingga justru yang terjadi adalah melempar dan menikmati polemik, yang kemudian digeser ke konstelasi perpolitikan. 

sumber: voaislam
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...