Produksi Singkong Melimpah, Kenapa Kemendag Masih Impor
Sikap Pemerintah yang masih membuka keran impor singkong membuat anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin geleng-geleng kepala.
Ini lantaran produksi singkong dalam negeri sudah sangat melimpah. Dia khawatir, impor tersebut mematikan petani singkong dalam negeri.
Berdasarkan data di Kementerian Pertanian (Kementan), impor songkong cukup besar. Sepanjang Januari-Juli 2017, impor mencapai 296 ribu ton. Sedangkan selama Juli 2017, impor sebesar 47,1 ribu ton. Impor ini sebagai bahan dasar untuk pembuatan tepung gaplek, tepung singkong, tepung mocaf, tepung tapioka, dekstrin, maltosa, dan lainnya.
Akmal tak menyalahkan Kementan dalam impor ini. Kata dia, impor ini terjadi karena ulah Kementerian Perdagangan (Kemendag).
"Masalahnya ada di Kemendag. Seharusnya Kemendag ini kalau mau impor singkong, koordinasi dulu dengan Kementan apakah produksi singkong petani kita ini kurang atau cukup. Kalau begini, ya mati para petani kita," tegas Akmal, Jumat (8/9).
Politisi PKS ini yakin betul Indonesia tidak kekurangan singkong. Dengan wilayah yang begitu luas, pasokan singkong juga ada hampir di semua daerah. Produksinya cukup melimpah karena singkong relatif gampang ditanam.
Akibat adanya impor itu, kata Akmal, banyak petani singkong menjerit. Di Lampung dan di Pati contohnya, para petani menjerit karena harga singkong jatuh akibat adanya impor itu.
"Kita malah pernah dengar harga singkong petani jatuh sampai Rp 300 per kilogram. Ini sangat menyedihkan,” ucapnya.
Dia menduga, masih adanya impor ini karena ulah mafia. Yang mengherankan, Kemendag tetap mengizinkan impor itu.
"Jadi jangan sampai permainan importir menjadikan kita sebagai bangsa yang ketagihan impor. Impor ini mematikan petani kita. Bisa-bisa, mereka tidak mau menanam singkong lagi karena tidak ada penghargaan," cetusnya.
Dia pun meminta Kementan tidak ragu menegur Kemendag terhadap impor singkong ini. Sikap tegas Kementan diperlukan untuk menyelamatkan bangsa dari permainan impor yang memang lebih banyak dikuasai mafia.
"Kementan harus tegas. Kalau produksi singkong berlebih, jangan beri rekomendasi. Karena, impor ini ada mafianya, kepentingan segelintir orang yang dapat mematikan pangan kita. Pertanian akan dianggap tidak menarik lagi kalau kebanyakan impor," cetusnya.
Dia tidak memungkiri bahwa impor singkong ini sangat menarik bagi para importir. Sebab, harga singkong di luar negeri ini jauh lebih murah dari petani. Hal itu karena menanam singkong di luar negeri lebih efektif, efisien, dan mendapat subsidi dari pemerintah.
[rmol]
loading...
loading...