Panglima TNI Siap Kirim Pasukan ke Myanmar, Kapolri akan Temui Kepala Kepolisiannya



Pihak militer Indonesia menunjukkan sikapnya terkait kekerasan dan penindasan oleh junta militer Myanmar terhadap etnis Muslim Rohingya di Arakan alias Rakhine.

Setelah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmatyo mengatakan siap mengirimkan pasukannya ke Myanmar dalam misi perdamaian, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Tito Karnavian juga bersikap.

Terkait ini, sebelumnya diberitakan hidayatullah.com, Front Pembela Islam (FPI) meminta pemerintah Indonesia mengirimkan pasukan militer dalam upaya mengatasi kekerasan atas etnis Rohingya di Myanmar.

“(FPI) meminta kepada pemerintahan Indonesia untuk mengirim Pasukan Garuda ke Myanmar,” tandas Ketua Umum DPP FPI, Ustadz Ahmad Shabri Lubis, dalam keterangan tertulis diterima hidayatullah.com, Rabu (06/09/2017) di Jakarta.

Kemarin, Sabtu (09/09/2017), Kapolri Tito mengaku akan menemui Kepala Kepolisian Myanmar di ajang 37th ASEAN National Police (Aseanapol) Conference, Selasa-Kamis (12-14/09/2017) di Singapura.

Pertemuan kedua kepala kepolisian itu katanya untuk membahas masalah etnis Rohingya, yang berbondong-bondong mencari perlindungan ke Bangladesh karena kekerasan yang terjadi di Rakhine. 

Kapolri mengaku prihatin atas tragedi kekerasan terhadap etnis Muslim Rohingya.

Kapolri mengaku berupaya membuka komunikasi dengan pemimpin kepolisian Myanmar guna membantu mencegah lebih banyak korban di kalangan masyarakat.

“Sebagai umat Muslim, saya prihatin dengan persoalan ini,” ujar Kapolri Tito di Hotel Sultan, Jakarta dikutip Antara.

Terkait rencana pertemuan itu, Kapolri mengatakan, “Nanti ada Aseanapol Conference hari Selasa di Singapura. Saya nanti minta waktu lakukan bilateral meeting dengan Kepala Polisi Myanmar untuk diskusikan soal Rohingya.”

Sebelumnya, Panglima TNI Gatot mengatakan, upaya ikut menjaga perdamaian dunia telah tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Dengan demikian, terkait kekerasan terhadap etnis Rohingya, pasukan TNI siap berangkat ke Myanmar jika memang dibutuhkan.

Namun, menurut Gatot, langkah itu dilakukan jika ada keputusan dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) terlebih dulu.

“Semua tergantung PBB karena pasukan perdamaian di bawah PBB,” ujar Gatot di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (08/09/2017) lalu kutip Kompas.com.

“Kapan pun diminta, kami siap, dan dengan senang hati,” tambah sang jenderal.

sumber: hidayatullah
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...