Pakar Komunikasi Politik: Tak Perlu Ada yang Kejang-kejang, Jika Prabowo-Gatot Menangi Survei Pilpres



Kecewa dengan pemimpin “duo sipil” di Indonesia, tentu saja publik menginginkan dan mengharapkan “pemimpin duo militer” di Pilpres 2019.

Kemungkinan itu disampaikan pakar komunikasi politik Eliya melalui akun Twitter @eliya_mkom. Dalam kultwit panjang @eliya_mkom membeberkan soal tidak pentingnya mempersoalkan capres dan cawapres dari sipil ataupun militer.

“Jika menginginkan demokrasi berkembang, tak harus melihat asal pemimpin, apakah dari sipil atau militer. Karakternya lebih penting,” tegas @eliya_mkom.

Eliya pun memberikan catatan, bahwa di era Reformasi, ada rasa kurang pas jika militer kembali memimpin. Namun demikian, Eliya menegaskan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono berhasil membuktikan bahwa militer bisa mengimplementasikan demokrasi.

“Di reformasi, seperti ada rasa kurang pas, jika militer kembali memimpin. Walaupun Pak Beye buktikan Militer bisa implementasikan Demokrasi. 10 tahun Pak Beye memimpin negeri rasanya lebih demokrasi dibandingkan era kekinian yang dipimpin oleh 2 orang sipil. Jokowi-JK,” beber @eliya_mkom.

Terkait hal itu, Eliya menegaskan bahwa tidak perlu ada penolakan jika ada capres dan cawapres yang keduanya dari militer.

Secara khusus Eliya menyebut pasangan militer-militer adalah Prabowo Subianto dan Gatot Nurmantyo. “Justru itulah, tak perlu ada penolakan jika pasangan Prabowo sebagai Capres dan Jenderal Gatot sebagai Wapres dalam Pilpres 2019 nanti,” tulis @eliya_mkom.

@eliya_mkom menambahkan: “Gak perlu juga ada yang kejang-kejang, kalau Prabowo-Gatot melaju memenangkan survei elektabilitas jelang Pilpres. Santai aja...”

Jauh sebelum isu pengadaan senjata ilegal, nama Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sudah disebut-sebut tepat untuk disandingkan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk maju dalam Pilpres 2019.

Keduanya dinilai mampu menandingi Joko Widodo jika kembali mencalonkan diri. Banyak pihak berharap agar Prabowo - Gatot benar-benar maju untuk merubah Indonesia menjadi semakin baik.

"Jika pertimbangannya memperkuat kembali pemerintah yang efektif, stabil dan nasionalisme ekonomi dan politik, maka Prabowo dan Gatot Nurmantyo adalah pilihan terbaik saat ini," kata peneliti Institute For Strategic and Development Studies (ISDS), M. Aminudin seperti dikutip Harian Terbit (18/06/2017). 

[ito]
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...