Miris! 2600 Rumah Dibakar Tentara, Pemerintah Myanmar Malah Salahkan Pejuang ARSA



Lebih dari 2.600 rumah telah dibakar di wilayah mayoritas Muslim Rohingya di barat laut Myanmar pada pekan lalu dalam salah satu serangan paling mematikan yang melibatkan minoritas Muslim dalam beberapa dasawarsa.

Dilansir dari Reuters, Sabtu (2/9/2019/7), menurut badan pengungsi UNHCR PBB, sekitar 58.600 Muslim Rohingya telah melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh dari Myanmar.

Etnis Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh mengatakan pembakaran dan pembunuhan oleh tentara Myanmar ditujukan untuk memaksa mereka keluar negeri mereka.

Anehnya pemerintah Myanmar malah menyalahkan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) atas pembakaran rumah-rumah tersebut. Sebelumnya, kelompok pejuang itu disebut bertanggung jawab atas serangan terkoordinasi terhadap pos keamanan pekan lalu yang memicu bentrokan dan serangan balik militer yang besar.

"Sebanyak 2.625 rumah dari desa-desa Kotankauk, Myinlut dan Kyikanpyin dan dua bangsal di Maungtaw dibakar oleh teroris ekstremis ARSA," ungkap perusahaan negara Global New Light of Myanmar. Mereka juga menyebut kelompok pejuang tersebut sebagai organisasi teroris. 

Keterangan berbeda disampaikan Human Rights Watch (HRW), yang menganalisis citra satelit dan akun dari Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh, mengatakan pasukan keamanan Myanmar sengaja menyalakan api.

"Citra satelit baru menunjukkan penghancuran total sebuah desa Muslim, dan menimbulkan kekhawatiran serius bahwa tingkat kehancuran di negara bagian Rakhine utara mungkin jauh lebih buruk dari yang diperkirakan semula," kata Deputi Direktur Asia, Phil Robertson.

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...