Massa Ancam Aksi 2 Juta Massa ke Istana Jika Tak Putuskan Hubungan Diplomatik ke Myanmar



Ternyata aksi massa umat Islam Indonesia bela Rohingya tidak main-main dan akan melakukan aksi susulan dengan mengerahkan dua juta massa.

Dari informasi yang dihimpun Harian Terbit di lokasi, secara bergantian orator dalam aksi massa tersebut menegaskan pemerintah harus segera memutuskan hubungan diplomatik dengan Myanmar.

Berikut tuntutan Aksi Massa Umat Islam Bela Rohingya :

1. Segera putuskan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Myanmar, jika tidak akan ada aksi susulan yang lebih besar. Dua juta massa akan dikerahkan menyerbu Istana Presiden.

2. Segera usir Duta Besar Myanmar dan seluruh cecunguknya, kalau tidak massa akan melakukan sweeping serta membakar kantor kedutaan.

3. Segera kirim pasukan Garuda ke Myanmar, atau massa akan siap berjihad di Myanmar. Nyawa dibayar nyawa.

4. Ganti bendera Myanmar di kantor Kedutaan Myanmar dengan bendera Merah Putih.

5. Pemerintah harus ikut andil dalam politik luar negeri guna mencabut Nobel Perdamaian yang disandang Aung San Suu Kyi.

Sementara itu Kapitra Ampera, satu diantara orator yang telah masuk menemui Duta Besar Myanmar telah menyampaikan agar Dubes Myanmar segera angkat kaki dari negara Indonesia.

"Sudah saya katakan, anda (Dubes) pergi dari Indonesia. Tapi duta besar myanmar mengaku bingung, katanya di negara juga kacau," ujar Kapitra dari atas mobil komando aksi, Rabu (6/9/2017).

Kapitra mengungkapkan rakyat Indonesia tidak mau bersahabat dengan orang-orang Myanmar yang bengis. 

"Dan kami rakyat Indonesia tidak mau bersahabat dengan negara berhati serigala! Pergi kau dubes," tegas Kapitra.

Selain Kapitra, beberapa perwakilan massa aksi juga menegaskan hal yang sama, yaitu Ustad Slamet Maarif, Ketua DPP Front Pembela Islam Ahmad Sobri Lubis, Imam Besar FPI DKI Jakarta Habib Muchsin Alatas, Novel Bamukmin.

"Kami ingin segera Pasukan Garuda dikirim ke Myanmar, pemerintah harus tegas! Apa Pasukan Garuda sudah dimakan naga," tegas orator aksi.

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...