Ketua PKPI ini Tantang Bayar Kivlan Zen Jika Bisa Dapatkan PKI



Serangan dan cibiran kepada Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen terus menguat, terutama terkait isu kebangkitan PKI dan pemesanan 5000 pucuk senjata ‘ilegal’.

Tak terkecuali Ketua Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi. Teddy gencar menyerang sekaligus Gatot dan Kivlan.

Melalui tulisan bertajuk “Gatot Mau Meniru Efek SBY Seperti Tahun 2014? Basi… Karena Jokowi Bukanlah Taufik Kiemas”, Teddy mengarahkan sikap tegas Gatot Nurmantyo sebagai langkah politis yang tidak pantas.

“Tugas Panglima TNI harusnya mengademkan bukan malah membakar. Yang dilakukan Gatot adalah membakar. Ini tidak pantas. Gatot jangan pernah berharap Jokowi akan menegur atau memecat Anda, Jokowi akan biarkan Anda sampai Anda pensiun sebentar lagi. Setelah Anda pensiun, Anda akan sadar, para calo politik yang selama ini memuji Anda akan meninggalkan Anda, karena Anda tidak bisa dijual”, demikian salah satu paragraf tulisan Teddy.

Sikap yang lebih keras ditujukan Teddy kepada Kivlan Zen. Teddy menantang akan membayar Kivlan Zen jika bisa menemukan PKI. “Kasih tau @Kivlan_Zen , gue Teddy Gusnaidi, Ketua DPN PKPI, menantang dia kalau bisa dapatkan PKI, gue akan membayar dia..,” kicau Teddy di akun Twitter @TeddyGusnaidi.

Sebelumnya, pengamat politik Ahmad Baidhowi menilai, tudingan bahwa Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mempunyai ambisi politik di Pilpres 2019, memperkuat dugaan bahwa karir Jenderal Gatot akan dihabisi sebelum 2019.

Pendapat itu disampaikan Baidhowi kepada intelijen (20/09), menyikapi “serangan” pihak tertentu yang menyudutkan Gatot Nurmantyo, setelah Gatot memerintahkan pemutaran film G 30S PKI di lingkungan TNI.

“Kelompok yang tidak suka adanya nobar film G 30S PKI akan terus menyudutkan Gatot Nurmantyo, dengan tudingan punya ambisi di Pilpres 2019. Ada dugaan, karir Gatot akan dihabisi sebelum 2019, dan tidak menjabat lagi. Sehingga tidak muncul di media sampai 2019,” papar Baidhowi.

Menurut Baidhowi, sosial media telah menjadi arena “menghabisi” Gatot. “Jika diamati, di Twitter Gatot Nurmanyo terus dibully, apalagi setelah setelah menganjurkan nobar film G 30S PKI,” kata Ahmad Baidhowi.

Baidhowi menilai, kelompok yang menghujat Panglima TNI tidak suka kekejaman PKI diungkap dan dikenalkan kepada generasi muda. 

[itc]
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...