Kata Said Aqil: Umat Harus Kembali Bersatu, Jangan Lagi Menjual Agama



Isu-isu primordial dan gerakan politik identitas berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) di jagad politik dan kebangsaan Indonesia semakin membuat resah. Keragaman indah yang selama ini memayungi ibu pertiwi nyaris centang perenang oleh sikap-sikap intoleransi, ujaran kebencian dan kekerasan.

Dua tahun yang akan datang akan menjadi tahun politik lantaran penyelenggaraan Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019, namun ironisnya sikap-sikap itu terus berkembang.

Untuk itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj memperingatkan umat untuk membangun kembali persatuan.

"Sarasehan ini untuk memperingatkan kembali persatuan, membangun kembali persatuan, toleransi, menghadapi tantangan yang sangat menantang, yaitu intoleransi yang sangat masif, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri," ujar Kiai Said di acara sarasehan lintas agama yang bertema “Merawat Kebhinekaan Bangsa” di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (27/9).

Menurut Kiai Said, memasuki tahun politik, agama memang sangat rentan untuk dijual. Padahal secara tidak disadari sangat berbahaya dan bisa memecah kehidupan rukun berbangsa dan bernegara.

"Juga faktor politik, memasuki tahun politik rasanya kok sudah panas sekali. Ini sangat berbahaya kalau sudah politik kemudian ada isu agama. Kalau agama sudah dijual untuk kepentingan politik, baik untuk kemenangan maupun untuk memecah belah, dua-duanya salah," tegas Kiai Said.

Kiai Said meminta agar semua elemen bangsa untuk tidak menggunakan agama demi kepentingan politik sesat. Hal ini, menurutnya, penting segera disadari oleh umat maupun dari politisi itu sendiri.

"Tidak boleh agama dimanfaatkan untuk kemenangan politik dan tidak boleh pula agama dijadikan faktor berpecah belah. Itu yang paling penting," demikian Kiai Said. 

[rmol]
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...