FPI: Rohingya Butuh Senjata, Tak Hanya Bantuan Kemanusiaan
Front Pembela Islam bersikukuh mengirim laskar untuk membantu warga etnis Rohingya di Myanmar yang mengalami kekerasan dan pembunuhan.
Juru bicara FPI Slamet Maarif berpendapat bahwa warga Rohingya di Myanmar saat ini tak hanya membutuhkan bantuan kemanusiaan berupa makanan dan obat-obatan, melainkan juga bantuan kekuatan berupa laskar dan persenjataan untuk melindungi diri.
"Kalau pemerintah menurunkan pasukan garudanya untuk membantu masyarakat Rohingya ke sana ya kita enggak perlu ke sana," kata Slamet saat dihubungi CNNIndonesia.com, kemarin.
"Tapi kalau pemerintah tutup mata, seperti tahun-tahun kemarin, dari 2013 cuma bantuan kemanusiaan tapi berulang-ulang, masyarakat Rohingya enggak cuma butuh makanan dan obat-obatan, tapi butuh juga senjata, kekuatan untuk menghentikan itu semua," imbuh Slamet.
Saat ini FPI menyatakan masih membuka pendaftaran untuk para relawan yang siap dikirim ke negara bagian Rakhine, Myanmar, yang banyak dihuni warga Rohingya.
"Sekarang baru tahap pengumpulan pendaftaran dari tiap-tiap daerah. Nanti setelah semua masuk kemudian kami seleksi di DPP, kami pemetaan kebutuhan di sana, baru kami punya prediksi berapa kekuatan yang kita turunkan dan untuk apa di sana," ujarnya.
Ada tujuh wilayah yang membuka posko pendaftaran relawan. Daerah-daerah yang membuka pendaftaran antara lain Banten dan Klaten.
Sebelumnya, dalam aksi demonstrasi di depan Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta, Rabu (6/9) lalu, Slamet mengatakan FPI juga membuka posko pendaftaran dengan jumlah relawan yang mendaftar sekitar 600 orang.
Posko pendaftaran relawan ke Myanmar akan ditutup pekan ini. Setelah itu, data-data relawan akan dikirim ke DPP FPI untuk diseleksi dan dilakukan pemetaan kebutuhan.
Syarat utama bagi relawan yang ingin berangkat ke Myanmar, kata Slamet, harus mengantongi izin dari orang tua dan memiliki kemampuan bela diri.
"Kalau persyaratannya terpenuhi baru kita berangkatkan," ujarnya.
Hingga kemarin, FPI mengklaim ada 10 ribu relawan yang mendaftarkan diri. "Tapi DPP enggak buka pendaftaran. DPP bagiannya menyeleksi dan mengurus keberangkatan."
Slamet sendiri belum bisa memastikan keberangkatan laskar dan relawan yang telah mendaftar, namun menyatakan FPI siap mengirim laskar bersenjata jika diizinkan pemerintah.
Peran laskar bersenjata untuk mengamankan relawan yang dikirim ke Myanmar."Karena kami juga tidak ingin yang berangkat ke sana itu keamanannya tidak terjamin, maka perlu juga laskar yang berangkat bagian pengamanan di sana," kata Slamet.
FPI hari ini bersama sejumlah ormas yang tergabung dalam Presidium Alumni 212 berencana menggelar aksi demonstrasi di Masjid An-Nur di Magelang, Jawa Tengah. Demo digelar sebagai protes terhadap pembantaian etnis Rohingya di Rohingya.
Masjid An-Nur dipilih setelah Presidium Alumni 212 membatalkan aksi demo yang sedianya digelar di kawasan Candi Borobudur. Masjid An-Nur berjarak sekitatr 1,5 kilometer dari Candi Borobudur.
[cnn]
loading...
loading...