Fahri: Pencitraan Kiri-Kanan, Rusak Gara-Gara Penegakan Hukum
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku prihatin dengan gencarnya operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK).
Menurut dia, langkah KPK ini merusak citra positif Indonesia yang tengah dibangun oleh Presiden Joko Widodo.
"Di mana-mana dia ( Jokowi) ngundang orang datang ke Indonesia. Come to Indonesia, invest, besok ada hakim ditangkap. Come to my country, invest, besok Dirjen ketangkap. Come to Indonesia, invest, besok jaksa ditangkap," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (8/9/2017).
Bahkan, kata Fahri, dalam pekan ini, ada empat orang yang terjaring OTT KPK.
Ia menilai, pemberitaan soal OTT yang kerap dilakukan KPK akan memengaruhi kepercayaan investor.
Fahri mengatakan, jika ia berada di posisi Jokowi, ia akan marah terhadap OTT yang berulang kali dilakukan KPK.
"Marah dong. Gimana? Kerja dia (Jokowi) ke mana-mana, dia pencitraan kiri-kanan, rusak gara-gara penegakan hukum dan dia tidak ada kendali atas peristiwa ini," ujar Fahri.
"Saya mohon kepada Presiden Jokowi, ambil alih pemberantasan korupsi ini. Mumpung masih dua tahun. Enggak bisa kayak begini. Masa begitu banyak peristiwa penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, Presiden tidak sadar bahwa itu merusak citra Presiden?" kata dia.
Benarkah anggapan bahwa penegakan hukum terhadap tindak pidana korupsi memengaruhi kepercayaan investor?
Mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), sejak 2014, realisasi investasi yang masuk melalui BKPM terus menunjukkan peningkatan.
Pada 2014, realisasi investasi baru mencapai Rp 463,1 triliun, terdiri dari investasi dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 156,1 triliun dan investasi asing (PMA) sebesar Rp 307 triliun.
Sementara itu, pada 2015, realisasi investasi mencapai Rp 545,4 triliun terdiri dari PMDN sebesar Rp 179,5 triliun dan PMA sebesar Rp 365,9 triliun.
Realisasi investasi 2015 mengalami peningkatan sebesar 17,8 persen dibandingkan 2014. Kemudian, pada 2016, realisasi investasi mencapai Rp 612,8 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 12,4 persen tahun ke tahun (year on year).
Capaian PMDN tercatat sebesar Rp 216,2 triliun, sementara PMA tercatat sebesar Rp 396,6 triliun.
Hingga semester pertama tahun 2017, realisasi investasi sudah mencapai Rp 336,7 triliun atau naik 12,9 persen dibandingkan semester pertama 2016 yang sebesar Rp 298,1 triliun.
loading...
loading...