Amien Rais Disebut Pengkhianat Bangsa, PAN: Try Sutrisno Tak Paham Sejarah



Politikus Partai Amanat Nasional (PAN), Saleh Partaonan Daulay heran dengan pernyataan tokoh nasional Try Sutrisno yang menyebut Amien Rais sebagai pengkhianat bangsa.

Menurutnya, tidak sepantasnya Try menyindir kiprah Amien saat mengamandemen UUD 1945. Apalagi sindiran tersebut dilayangkan pada ruang publik yang tidak jelas arah dan esensinya.

"Sebagai mantan wakil presiden, semestinya Pak Try tahu persis apa yang terjadi pada kisaran 1998-1999. Reformasi itu adalah keharusan dan tuntutan semua orang. Termasuk salah satu amanat reformasi adalah melakukan amandemen terhadap UUD 1945," kata Saleh kepada wartawan, Selasa (26/9/2017).

Berdasarkan amanat tersebut, lanjutnya, seorang politikus harus memiliki komitmen untuk membuat amandemen UUD 1945. Bahkan, amandemen yang dilakukan Amien Rais saat itu turut disetujui fraksi, TNI dan Polri.

Oleh sebab itu, amandemen UUD 1945 dimaknai bukan keinginan pribadi Amien yang ketika pembahasannya menjabat sebagai Ketua MPR. Terbukti seluruh rumusan amandemen adalah kesepakatan seluruh fraksi.

"Jadi kalau ada yang menyalahkan Amien Rais, berarti ada yang melupakan sejarah. Itu sama saja menyalahkan rakyat yang menginginkan amandemen," lanjutnya.

Dia menambahkan, dengan adanya amandemen, sistem demokrasi Indonesia menjadi lebih terbuka. Kesempatan untuk mengisi jabatan politik juga terbuka lebar bagi semua pihak.

"Mungkin ada beberapa aspek dalam reformasi yang dirasa tidak pas saat ini. Jika itu yang dipermasalahkan, semestinya yang disuarakan adalah adanya amandemen lanjutan untuk menyempurnakan dan menambal yang dianggap tidak pas itu. Bukan malah menyalahkan dan seolah semua yang dilakukan membawa kemunduran besar bagi Indonesia," lanjutnya.

Lagi pula, sambungnya, jika ada keberatan dari Try soal amandemen, dia bisa membicarakan langsung ke Amien Rais. Dia percaya Amien siap membuka ruang diskusi bersama mantan wakil presiden itu.

Dengan catatan, diskusi seperti itu harus dilakukan secara baik-baik tanpa ada niat dan pretensi untuk saling menyalahkan.

"Jangan dengan mudah menyebut pengkhianat bangsa. Sebab, orang lain juga tahu sejarah. Orang lain juga punya penilaian sendiri siapa yang berjasa dan siapa yang berkhianat," tutupnya.

sumber: kriminalitas

loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...