Sri Mulyani: Kenaikan Anggaran Subsidi Bukan Pencitraan
Pemerintah menaikkan anggaran subsidi dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Jika dalam outlook 2017 dipatok Rp 168,87 triliun, pada tahun depan anggaran subsidi dinaikkan menjadi Rp 172,4 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan subsidi tersebut bukan merupakan pencitraan pemerintah. Hal itu mengingat pada 2018 sering disebut tahun politis lantaran akan ada pemilihan presiden (pilpres) di 2019 mendatang.
"Kalau bicara subsidi ini masalah pencitraan. Kita selalu menjadi manusia yang berpikir kritis, itu harus, karena orang yang pintar itu kritis. Tapi menjadi pesimis, itu bedanya tipis," ujar dia di Yogyakarta, seperti ditulis Kamis (24/8/2017).
Sri Mulyani menuturkan, pemerintah menaikkan anggaran subsidi di tahun depan, salah satunya karena mempertimbangkan harga minyak dunia. Pada 2018, harga minyak diperkirakan stabil di angka US$ 50 per barrel.
"Jadi kalau Presiden katakan subsidi akan naik tahun depan, karena pertama harga minyak diperkirakan stabil di US$ 50. Kalau dia stabil di situ, dan kalau kita pemerintah tidak naikan harga BBM di 2018 dan harga listrik, itu bukan karena populer," lanjut dia.
Sri Mulyani menegaskan, jika tahun ini sering disebut sering terjadi penurunan daya beli masyarakat, hal tersebut menjadi alarm bagi pemerintah di tahun depan. Jadi salah satu cara meningkatkan kembali daya beli tersebut yaitu dengan menaikkan subsidi pada barang yang langsung dikonsumsi masyarakat.
"Anda mendengar daya beli ada tekanan, itu adalah sesuatu yang harus diwaspadai. Kalau alarm mulai bunyi, kita sebagai pemerintah harus waspadai, bukan pencitraan. Ini berbeda. Kalau pencitraan wajah saya di mana-mana," ujar dia.
loading...
loading...