"Ngaku Perangi Hoax Tapi Seword Jadi Rujukan"



Apa jadinya jika berkoar-koar di media sosial tentang pentingnya memerangi berita palsu (hoax) namun tetap menjadikan laman portal Seword (titik) com sebagai rujukan?

Hal tersebut yang dipertanyakan oleh aktivis media sosial yang juga Director of CSPS Indonesia Prijanto Rabbani.

"Seword.com jadi rujukan, tapi seakan jadi manusia paling hebat memerangi hoax. Geli." kata Prijanto melalui akun Twitternya @PrijantoRabbani pada Selasa (29/8/2017). Ia menggunakan tanda pagar "Wajahmu".

Terang cuitan itu mendapatkan tanggapan dari pengikutnya. "Mas... bilang aja terus terang ke mereka... "Raimu...!!!" mereka pantas mendapatkannya." kata Irsyad Ali.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fadli Zon meminta pengungkapan kasus penyebar hoax dalam hal ini Saracen harus dilakukan terbuka dan tuntas, agar tak mengundang spekulasi dan fitnah.

“Kita tentu berharap agar dalam menjalankan tugasnya Polri bisa bekerja secara transparan dan tuntas, agar tidak melahirkan spekulasi dan fitnah di masyarakat," harap politikus Partai Gerindra dalam keterangan tertulisnya, Rabu (30/8).

Fadli tetap mengapresiasi kerja kepolisian dalam pengungkapan kasus bisnis hoax dan isu-isu SARA. Memang, tak bisa disangkal, hal-hal semacam itulah yang selama ini telah membuat demokrasi jadi tidak sehat. Meskipun polisi sejak awal mengekspose kasus Saracen sebagai kasus besar terkait industri hoax dan penyebar kebencian di media sosial, kasus ini kan baru bergulir.

[bdn]
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...