Menkeu Sri Mulyani Dikecam: `Yang Bikin Utang Siapa, Kok Rakyat yang Bayar`



Emang yang buat utang berbunga tinggi tahun 2006-2010 siapa? SMI kan? Lha…kok rakyat Indonesia harus bayar tambahan bunga puluhan trilliun, piye toh jeng?`. Inilah antara lain komen sejumlah warga di media sosial.

Ada juga yang menyatakan, itu utang negara apa utang pejabat negara. “Aku sebagai rakyat ogah harus bayar utang karena kegagalan pemerintah memacu pertumbuhan ekonomi. Kasihan rakyat di pelosok desa harus menanggung membayar bunga utang, yang sama sekali dia tidak tahu,” ujar Sumantri di salah satu grup media sosial.

Kecaman warganet itu terkait pernyataan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengakui kondisi Rancangan APBN (RAPBN) 2017 tidak sehat. Ini karena adanya defisit keseimbangan primer senilai Rp 111,4 triliun.

Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja negara tanpa pembayaran bunga utang. Sri Mulyani mengatakan, bila keseimbangan primer ini defisit, itu berarti pemerintah menarik utang untuk membayar bunga utang.

“Jadi sebetulnya itu merupakan indikator bahwa kita meminjam bukan untuk investasi, tapi meminjam untuk keperluan men-service utang masa lalu," kata Sri Mulyani di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (16/8/2016).

Sebelumnya anggota Komisi Keuangan DPR, Muhammad Misbakhun meminta pemerintah mengkaji defisit keseimbangan primer pada RAPBN 2018. DPR tak ingin negara terus-menerus berutang untuk menutup biaya utang sebelumnya.

"Saya ingin tanya kapan defisit ini dinolkan? Jangan sampai kita utang untuk sebagian bayar utang," kata anggota Komisi Keuangan dari Partai Golkar, Muhammad Misbakhun, di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin, 12 Juni 2017. “Supaya kredibilitas APBN terlihat sehat dari sini.”

Dipuji Asing

Beberapa waktu lalu, mantan Menteri Koordinator Perekonomian Rizal Ramli mengkritik keras kebijakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang doyan ngutang.

Apalagi siasat Sri Mulyani itu dengan banyak memberikan suku bunga Surat Utang Negara (SUN) cukup tinggi kepada investor asing. Sehingga Menkeu dipuji-puji oleh pihak asing. Padahal, Menkeu-Menkeu negara lain tak seperti itu.

“Dia (Sri Mulyani) dipuji-puji sebagai Menkeu terhebat. Padahal Menkeu China, Singapura, dan Jepang yang benar-benar pelit (memberi bunga tinggi obligasi), demi rakyatnya,” sindir Rizal dalam akun media sosialnya, Kamis (13/7).

Komentar Rizal ini menjawab pertanyaan akun lain yang mempertanyakan Sri Mulyani kerap memberi suku bunga tinggi setiap penerbitan SUN yang tentu saja diburu investor asing.

Rizal pun menyorot habis sikap Menkeu yang kerap pangkas anggaran, akan tetapi satu-satunya pos anggaran yang tak dipangkas Sri Mulyani adalah pos pembayaran pokok dan bunga utang. “Yang lain (bagi Menkeu) semua bisa dipotong. Jelas kemana kesetiannya (sikap Menkeu itu),” sindir Rizal.

Menurut tokoh yang akrab disapa RR ini, Sri Mulyani adalah sosok yang gemar terbitkan surat utang dengan bunga tinggi. Bahkan saat Sri jadi Menkeu tahun 2006-2010, telah menimbun utang sebanyak Rp476 triliun (atau sekitar US$ 40 miliar). “Dan bunya yang dia kasih 1-2 persen di atas Filipina, Vietnam maupun Thailand,” kata dia. 

[htc]
loading...

Subscribe to receive free email updates:

loading...