Bertemu Relawan, Jokowi: Jangan Ikut Ribut Soal Patung
Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada relawan dan pendukungnya agar tidak menghabiskan energi karena hal-hal yang tidak penting seperti ribut soal keberadaan patung atau menanggapi hoax (berita bohong).
"Jangan lagi bicara hoax, ribut soal patung, ribut mengenai SARA (suku, agama, ras, antargolongan), sibuk mengadu domba antar kita sendiri, sehingga energi kita habis untuk hal-hal tak produktif,” kata Presiden dalam pidatonya di Silaturahmi Nasional (Silatnas) II Pendukung Setia Jokowi 2017, di Jakarta, Jumat (11/8).
Presiden justru meminta seluruh elemen relawan dan pendukungnya untuk menyebarkan optimisme di tengah masyarakat.
“Jangan sampai kita terjebak hal-hal pesimisme, karena optimisme, rasa bangga terhadap bangsa Indonesia sangat penting bagi kita semua,” kata Presiden.
Acara tersebut dihadiri sekitar 10.000 orang. Tampak hadir sejumlah menteri dan tokoh di antaranya Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto.
“Jangan kita justru menebar pesismisme dan rendah diri. Tantangan-tangangan ke depan semakin berat. Jangan kita justru terjebak dengan bicara hal yang tidak perlu,” ujar Jokowi.
Pidato Presiden ini tampaknya menyinggung perdebatan soal keberadaan patung raksasa dewa Kongco Kwan Sing Tee Koen di Kelenteng Kwan Sing Bio, Tuban, Jawa Timur.
Sejumlah kelompok masyarakat mendesak agar patung ini dirobohkan, namun mendapat tentangan dari kelompok lain sehingga memicu perdebatan panas di media sosial.
Presiden juga mengingatkan seluruh pihak untuk menghentikan sikap saling mencela, menjelekkan dan menyalahkan.
Menjaga Kepercayaan Rakyat
Presiden menyatakan, kepercayaan rakyat senantiasa harus dijaga. Dua kunci utama suksesnya pembangunan yaitu saling percaya dan saling bekerja sama.
“Rasa percaya itu yang sangat penting, karena bila orang sudah dipercaya kemudian mengingkari kepercayaan itu, kepercayaan hilang sangat sulit mengembalikan,” katanya.
Sejumlah kebijakan pemerintah diharapkan dapat diawasi dan didukung penuh relawan. Kebijakan itu seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dibagikan ke 19 juta anak, lalu Kartu Indonesia Sehat (KIS) ke 92 juta orang.
“Lihatlah apakah sudah sampai ke tangan yang benar, karena dana yang tadinya subsidi menjadi ke KIS dan KIP, tidak kecil, besar asal tepat sasaran masyarakat merasakan,” kata Presiden.
Program Keluarga Harapan juga baru didistribusikan untuk 6 juta keluarga. Pada 2018 jumlahnya direncanakan meningkat hingga mencapai 10 juta keluarga yang membutuhkan.
“Tapi ini harus diawasi masyarakat. Semuanya harus mengawasi ini hal-hal yang harus dilakukan,” ungkap Presiden.
Apabila tidak tepat sasaran, Presiden meminta hal tersebut dilaporkan kepadanya.
“Sampaikan ke saya, sehingga yang belum baik kita perbaiki, kita benahi. Inilah fungsi-fungsi pengorganisasi masyarakat, sehingga makin dipercaya,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Silatnas II, Muhammad Yamin menyatakan, Jokowi merupakan Presiden yang dicintai rakyat dan berkomitmen menjaga ideologi negara, Pancasila.
“Di bawah kepemimpinan Jokowi yang tegas, Pancasila tetap tegak lestari. Kami meyakini bapak bukan diktator, bapak adalah Presiden yang dicintai rakyat,” kata Yamin.
Dia mengungkapkan, segenap komponen relawan serta pendukung Jokowi telah bertekad mengawal Nawacita pemerintahan. Pihaknya juga berkomitmen mendukung Jokowi pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2019.
loading...
loading...