Arief Puyono: Siapapun Yang Kritik Ucapan Ketum, Saya Akan Lawan Dan Hadapi



Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Puyuono menanggapi santai soal pelaporan dirinya ke pihak kepolisian oleh organisasi sayap PDI Perjuangan, Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM).

"Ya biar aja. Wong sudah saya klarifikasi dan meminta maaf serta menjelaskan bahwa PDIP bukan PKI," tegasnya kepada wartawan, Rabu (2/8).

Arief menegaskan bahwa PDIP merupakan partai yang berazaskan pada Pancasila dan memperjuangkan kepentingan rakyat untuk kemakmuran. Arief menegaskan jika kalimat "wajar saja PDIP sering disamakan dengan PKI yang suka nipu rakyat" hanya untuk menjawab curhatan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto beberapa waktu lalu. Saat itu Hasto pernah "curhat" kalau PDIP sering dikait-kaitkan dengan PKI.

"Hasto curhat dengan menyebut PDIP juga dihabisi di luar parlemen dengan isu-isu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Salah satunya dengan mengaitkan partai besutan Megawati Soekarnoputri itu dengan Partai Komunis Indonesia (PKI)," jelas Arief.

Sebelumnya, Ketum Gerindra Prabowo Subianto menilai ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold (PT) 20 persen adalah sebuah lelucon politik. Hal itu kemudian membuat Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto bereaksi dengan menyebut bahwa pernyataan tersebut merupakan pernyataan orang-orang yang tidak puas dengan aturan mengenai presidential threshold di UU Pemilu. 

Hasto juga menyebut pihak yang mengkritik ambang batas presiden merupakan pihak-pihak yang sangat bernafsu untuk menjadi presiden. Pernyataan Hasto itu dinilai Arief sebagai serangan balik untuk Ketua Umum-nya, Prabowo Subianto.

Pernyataan Hasto yang menyerang Prabowo itulah kata Arief yang dia tanggapi. Hasto kata Arief salah besar. Menurut Arief, Prabowo tidak memiliki ambisi, tapi lebih ke masalah pelanggaran konstitusi dengan UU Pemilu, Pilpres PT 20 persen yang mengunakan acuan suara dan kursi partai di DPR hasil Pemilu 2014. 

Arief berkeyakinan jika penetapan ambang batas merupakan pelanggaran konstitusi terhadap pemilih pemula pada Pilpres 2019 karena Tidak bisa mengusung Capres. 

"Nah Saya katakan sama saja Joko Widodo, PDIP dan antek-anteknya nipu rakyat dan membohongi Rakyat. Jadi wajar saja Kalau PDIP sering disamakan dengan PKI yang menipu rakyat," jelasnya.

Kolega Arief, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon memastikan bahwa Arief akan dipanggil oleh Mahkamah Partai. Menanggapi hal itu, Arief mengaku apa yang dilontarkannya semata-mata hanya untuk menjaga kehormatan Sang Ketua Umum.

"Sanksi apa? Wong saya bela Ketua Umum saya yang dikritik, dianggap berambisi jadi Presiden kok. Siapa pun yang mengkritik ucapan Ketua Umum, dianggap tidak benar, pasti akan saya lawan dan saya hadapi!," tegas Arief.

Arief Puyono telah resmi menyampaikan permintaan maafnya secara tertulis di sepucuk surat yang ditandatangani di atas materai Rp.6.000. Keberadaan surat tersebut diakuinya sebagai perwujudan dari perintah Sang Ketua Umum untuk melakukan klarifikasi.

"Beliau (Prabowo) kemarin jam 12 Siang telpon saya agar melakukan klarifikasi di media terkait statement saya. Dia bilang tolong diluruskan. Tidak enak nanti hubungan dengan PDIP dan kita harus jaga hubungan dengan semua partai. Kamu jangan emosi kalau ada yang mengkritik saya. Biar saya dikritik apapun," ungkapnya.

Tak hanya melakukan klarifikasi dan minta maaf ke Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri serta ke seluruh kader PDIP melalui surat resmi yang dikirimkan ke media-media nasional, Arief juga mengaku kemarin siang, pihaknya langsung menelepon Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

"Hasto kan sahabat saya dan saya pernah menjadi kader PDIP. Dari dulu hubungan saya dengan PDIP dan kadernya baik-baik saja. Dan saya juga sudah ngobrol dengan Ketua Repdem Pak Masinton. Komunikasi baik-baik aja kok," demikian Arief

loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :

loading...